“Alhamdulillah kita merasa bangga, yang biasanya hanya dilihat di tv, sekarang ada di depan mata. Rasanya bahagia sekali bisa bertemu langsung,” tuturnya.

Dalam kesempatan itu, pria yang kerap didaulat sebagai khatib ini kemudian mengungkapkan keresahan atas minimnya minat masyarakat dalam menjadi pegawai syara’. Apalagi, jika dibandingkan dengan motivasi pada pendaftaran pegawai negeri sipil.

“Di setiap kampung, situasinya orang-orang rebutan untuk jadi pegawai. Tapi bukan pegawai syara’ yang sekarang sudah sulit ditemukan. Yang perlu diperhatikan memang, masih kurang perhatian kesejahteraannya,” ungkapnya.

Menanggapi hal tersebut, ke depannya, NH menjamin akan memperhatikan pemenuhan kebutuhan mendasar bagi pegawai syara’. Ia berkeyakinan, pegawai syara’ mesti memperoleh penghidupan layak untuk melaksanakan tanggung jawabnya.

“Memang sulit halnya, pegawai syara’ bisa menjelaskan tugasnya dengan baik kalau kesejahteraannya tidak terpenuhi. Minimal, kita memenuhi kebutuhan dasar, seperti beras, lauk pauk, dan gasnya. Itu tidak ada artnya jika dibandingkan dengan pengabdian yang dilakukan,” jelasnya. (*)