Akbar menjelaskan, menurut pemahaman masyarakat adat Kajang, sebelum gelar bangsawan pemilik kewenangan-kewenangan kultural yang ada di kerajaan bone, wajo, dll yang paling tua adalah PUTO yang berarti Raja bagi mereka. Selain itu pula, Amma Toa ternyata juga ada struktur kekuasaannya hingga ke bawah.

Kedatangan Akbar diantar langsung oleh panglima perang Tana Toa yang juga kepala desa lolisang, Kecamatan Kajang, Kabupaten Bulukumba, dan juga Kapolsek Kajang, AKP Samsul Bahri yang juga telah menyatu dengan masyarakat disana. Setelah menerima gelar adat, Akbar dan seluruh rombongan juga menerima wejangan dari Amma Toa.

“Beliau berpesan, kita sebagai manusia harus menjaga keseimbangan alam agar lebih terjaga keasrian lingkungan dan budaya, untuk menjaga harmonisasi kehidupan. Karena itu, nilai-nilai yang ditanamkan di Kajang sejalan dengan nilai-nilai kebaikan seperti dilarang mencuri, harus hidup jujur, hanya memakan makanan yang merupakan haknya, dst”, tutup Akbar. (*)