“Sebelum ada pilkada, kan posisi duduk mantan bupati dan mantan wakil bupati itu di posisi depan. Sekarang, kenapa tiba tiba berubah untuk posisi duduk Pak Amran. Ini ada apa dengan Pemerintah atau panitianya?,” tanya Amiruddin saat dimintai tanggapannya.

Menurut dia, cara seperti ini terkesan tidak sehat untuk proses demokratisasi di Wajo. Sebab perlakuan itu bisa saja dikaitkan karena pihak penguasa “menghalalkan” segala cara untuk kandidat tertentu.

“Ini tidak baik untuk ditunjukkan. Kita harap bersaing secara sehat lah. Urusan Pilkada yah pilkada. Jangan giring lagi di kegiatan seperti hari jadi Wajo. Kasihan kalau mantan wakil bupati terkesan diperlakukan tidak sepantasnya,” imbau dia.

Meski diperlakukan tidak sepantasnya, namun Amran Mahmud nampak terlihat santai di sela-sela Hari Jadi Wajo. Seperti biasa, ia tetap berbincang penuh kehangatan dengan sejumlah tamu undangan. (*)