Harmoni untuk Jeneponto Bahagia
By. Rudianto Aidid
Dalam konteks Pemerintahan saat ini maka sungguh bijaksana memperhatikan masalah sosial terkini pasca hajatan demokrasi menguji kohesi sosial kita. Maka sudah tepatlah kiranya tema dalam rangka Memperingati Hari jadi Kabupaten Jeneponto kali ini “Memperkuat Kohesi Sosial, Kolaboratif dan Berkinerja Mewujudkan Jeneponto Bahagia”.
Intervensi perkuatan disegala lini sangat dibutuhkan untuk Daerah yang menginginkan pencapaian visi misi, memiliki cita-cita besar, kesatuan yang luhur untuk kemajuan masyarakat yang berkelanjutan dan goalnya Jeneponto Bahagia.
Kohesi Sosial, terbentuk dari dua kata yang saling menguatkan makna. Makna sederhana kohesi adalah bagaimana upaya anggota kelompok untuk saling menyukai, mencintai satu dengan lainnya. Untuk menguatkan kohesi kelompok maka interaksi ditingkatkan dan menciptakan atau menguatkan tujuan bersama. Jika sudah tercipta hal tersebut maka selanjutnya memelihara kondisi itu dengan cara menciptakan strategi yang membangun dan berbagi kekuatan melalui kepemilikan komunitas, menghubungkan orang-orang yang melampaui perbedaan, melibatkan semua jenis anggota komunitas, konsistensi dan selaras dengan tujuan perubahan.
Kohesi sosial penting untuk memperkuat stabilitas dan ketahanan masyarakat.
Membangun kohesi sosial memerlukan kemitraan yang kuat antara Pemerintah Daerah dengan dunia usaha, Pokmas, aparat dan lembaga lokal. Kemitraan yang kuat memerlukan komitmen organisasi untuk memastikan keberlangsungannya. Contoh, misalnya Komitmen dunia usaha sangat penting dalam memberi kontribusi baik langsung kemasyarakat maupun ke Pemerintah Daerah.
Seperti Perusahaan yang berada dalam wilayah Kabupaten Jeneponto memberikan sumbangan sebagaimana rencana dalam rangkaian acara hari jadi. Ini hanya sebagian kecil saja dan sebaiknya dilakukan secara berkelanjutan sehingga dapat menjangkau aspek ekonomi dan lingkungan selain masalah sosial. Dunia usaha dapat menguatkan sosial disekitarnya dengan berbagai bantuan langsung kemasyarakat seperti PLN memberi bantuan penerangan setiap jalan diwilayahnya. Karena kontras ketika PLN ada disuatu lokasi yang ketika malam jalannya kurang pencahayaan. Kemudian dalam hal kebersihan lingkungan dunia usaha mungkin bisa membantu armada pengangkutan sampah yang ada disekitarnya. Dari sisi pemberdayaan juga dapat diberikan berkelanjutan kepada masyarkat sekitarnya sehingga issu bonus demografi dimana angkatan kerja kedepan semakin meningkat maka harus diberikan keterampilan. Semua itu dapat meminimalisir kesenjangan dimasyarakat dan meningkatkan kepercayaan pada lembaga atau dunia usaha. Salah satu sebab melemahnya ikatan sosial, dan berbagai masalah ekonomi, lingkungan dan lainnya terjadi karena kurangnya komitmen dunia usaha terhadap kondisi masyarakat lokal.
Selain itu juga kemitraan yang kuat dengan dunia usaha diharapkan membantu peningkatan Pendapatan Asli Daerah selain Pajak. Kita ketahui bahwa Kabupten Jeneponto berjuang untuk meningkatkan pendapan daerah, melalui kemitraan tersebut mudah-mudahan menambah sumber PAD. Pernah ada rapat koordinasi antara Pemerintah Daerah dengan KPK dalam rangka MCP-KPK, salah satu narasumber KPK memberikan penjelasan bahwa untuk Pemerintah Daerah yang PAD nya sangat kecil atau kurang maka sangat diharapkan agar Pemda tersebut berfikir 1000 kali untuk bagaimana menambah PAD. Ini merupakan tantangan dan juga warning supaya Pemerintah Daerah berusaha maksimal untuk berdiri diatas kaki sendiri. Oleh karena itu maka perkuatan kemitraan dengan dunia usaha dan lainnya menjadi kebutuhan sebagai suatu bentuk harmoni – Pemerintah maupun Dunia usaha – yang ideal dan terus diusahakan dalam aspek sosial, ekonomi dan lingkungan.
Salah satu tantangan Pemerintah Daerah mungkin merencanakan strategi bagaiamana melihat peta potensi wilayah saat ini, merevitalisasi wilayah yang terdapat sumber daya yang dapat dikelola untuk menciptakan sumber pendapatan daerah yang baru selain yang sudah dikelola sebelumnya. Contoh misalnya pada wilayah pariwisata dan industri dapat dilakukan perubahan status wilayah desa menjadi kelurahan ketika syarat perkotaan telah terpenuhi seperti populasi dan luas wilayah sebagai kota. Hal ini untuk memudahkan jalur koordinasi dan instruksi Pemerintah Daerah dari atas sampai kebawah (Kelurahan). Apatahlagi telah ada pengelolaan sumber energi dilokasi tersebut maka Intervensi dilakukan untuk menciptakan sumber pendapatan asli daerah. Ini hanya sebagian kecil yang dapat dilakukan diantara sekian banyak yang dapat dilakukan oleh Pemerintah Daerah.
Dalam 100 hari Kerja Bapak Bupati, memberikan gambaran akan arah dan ekspektasi yang akan dicapai dan mengintruksikan kepada seluruh fihak baik unsur Pemerintah Daerah, Organisasi/BUMN dan masyarakat untuk bergerak bersatu padu dalam berbagai aksi nyata yang langsung dicontohkan oleh beliau diantaranya hal kebersihan lingkungan.
Momentum hari jadi Kabupaten Jeneponto berbagai aksi dilakukan, konteksnya pada lingkungan ditandai dengan aksi “BERSATU PADU”. Cara ini diharapkan semua elemen terlibat dalam menjaga kebersihan lingkungan – darat (tanah, bebatuan dll), udara (atmosfir) dan air. Segala segmen harus dijaga kebersihannya oleh karena perilaku kita terkadang menjaga kebersihan lingkungan dengan membakar sampah sehingga mengotori udara kita yang juga salah satu aspek lingkungan yang harus dijaga dari pencemaran. Udara yang tercemar sangat berpengaruh terhadap kesehatan manusia telah kita tahu namun karena kita abai dan menganggap sepele sehingga perlakuan sampah yang terkumpul selalu dibakar. Efek dari pembakaran itu juga mencemari air permukaan atau sumur dangkal yang sering digunakan untuk MCK dan ladang.
Kebutuhan air yang meningkat tidak berbanding dengan kuantitas air alih-alih kualitasnya sehingga hal ini mesti disadari oleh kita semua. Semakin meningkatnya populasi dan polusi, kuantitas air bersih bumi juga semakin berkurang demikian pula kualitasnya.
Apakah hal ini akan semakin buruk ketika tidak ada kesadaran dan usaha untuk menanggulangi itu? Mungkin akan semakin buruk. Masyarakat umumnya mungkin belum menemukan solusi dan masih berfikir praktis. Program pengolahan sampah yang berkelanjutan kurang tersosialisasi dan pelaksanaannya tidak efektif berjalan sesuai konsepnya. Semua itu mesti menjadi perhatian maksimal bersama – Pemerintah Daerah, Perusahaan/BUMN, Organisasi dan masyarakat – menciptakan best practice untuk hidup sehat sehingga bahagia terasa dimasyarakat kita dan seiring pada pencapaian Adipura. Itu sangat dimungkinkan ketika kekuatan kebersamaan telah ada akan menjadi modal sosial untuk melangkah menggapai harapan.
Oleh karenanya menjadi kewajiban kita semua – meski beragam profesi dan posisi namun bergerak satu tujuan – memberikan dukungan kepada Bapak H. Paris Yasir selaku Bupati Kabupaten Jeneponto, untuk menghadirkan kebahagiaan bagi masyarakat dalam bingkai falsafah kearifan lokal sipakatau, sipakainga dan sipakala’biri yang bersumber dari nilai-nilai kebenaran. Kolaborasi tercipta dari kohesi sosial yang kuat untuk berkinerja memberikan yang terbaik sehingga gerak perubahan menuju cita-cita besar “Jeneponto Bahagia” akan tercapai.
Pada akhirnya saya mengucapkan selamat dan sukses merayakan hari jadi Kabupaten Jeneponto ke 162 kepada Pemerintah Kabupaten Jeneponto dan seluruh masyarakat Jeneponto dimanapun berada, semoga semangat harmonisasi tetap terjaga untuk jeneponto bahagia. (*)