Narasi penutup program liputan Khusus Jelajah Ramadhan Berkah 2025 Volume 2.

Oleh: Haerullah Lodji (Kreator Jelajah Ramadhan Berkah)

JENEPONTO, matasulsel.com – Ditengah hening malam, ketika bulan Ramadhan beranjak meninggalkan kita, terasa getaran jiwa yang dalam. Jam-jam penuh ampunan dan keberkahan ini seolah bersembunyi di balik lembaran waktu yang semakin tipis.

Bagi setiap insan yang bertaqwa, bulan suci ini adalah sebuah pelukan kasih dari Sang Pencipta, sebuah kesempatan yang takkan kembali dan sebuah cahaya yang menerangi jalan kehidupan.

Sejak awal, Ramadhan datang dengan penuh kemuliaan, mengundang kita untuk membuka hati. Dalam setiap siang yang penuh berkah, setiap detik menjadi berharga.

Kita berlari mengejar pahala, meraih ridhonya dalam ibadah yang mengalir, baik di siang maupun malam.

Setiap rakaat salat, setiap bait doa, dan setiap sedekah adalah jembatan menuju kasih sayang-Nya, menjadikan kita insan yang beruntung.

Bulan ini, dengan segala keutamaannya, mengajak kita untuk mengerahkan seluruh potensi. Dalam keheningan sahur, ada kekuatan yang membangkitkan semangat, dalam kehangatan berbuka puasa, kita merasakan ikatan solidaritas.

Setiap detik adalah kesempatan emas untuk berbagi, menyentuh jiwa-jiwa yang membutuhkan, dan meraih kesehatan, kekuatan, serta harta yang sesungguhnya.

Kini, saat bulan Ramadhan bersiap meninggalkan kita, hati ini dipenuhi kesedihan. Ibarat tamu yang harus pergi, kepergiannya meninggalkan kerinduan mendalam.