HGU PTPN XIV Takalar akan Berakhir, Warga Pasang Spanduk Peta yang Berakhir
TAKALAR – Jelang berakhirnya seluruh HGU PTPN XIV Takalar, warga Kampung Beru pasang spanduk peta HGU serta meminta tanah mereka dikembalikan dengan cara dikeluarkan dari HGU PTPN XIV.
Puluhan warga Kampung Beru Kecamatan Polombangkeng Utara, Kabupaten Takalar mamasang spanduk di perkampungan yang berdekatan dengan lahan tebu milik PTPN XIV, sabtu(9/9/2023).
Spanduk yang dipasang oleh warga berisikan gambar peta yang memberikan informasi terkait HGU PTPN XIV yang telah dan akan berakhir.
Dari penjelasan yang terdapat pada spanduk berukuran 2×1,5 m di ketahui bahwa luas HGU PTPN XIV adalah 6.782,15 ha yang mencakup 11 Desa di Kecamatan Polombangkeng Utara dan Polombangkeng Selatan, dimana sebagian lahan HGU tersebut di klaim sebagai hak milik warga Polombangkeng.
Informasi lainnya yang tidak kalah penting adalah saat ini sebanyak 2.219,2 ha telah berakhir masa HGU nya sejak 23 Maret 2023 dan sisanya sebanyak 4562,95 ha akan berakhir pada 9 Juli 2024.
Iqbal dari Kontras Sulsel mengatakan tujuan pemasangan spanduk adalah sebagai papan informasi bagi warga terkhususnya warga Kampung beru.
“Spanduk ini adalah sumber informasi kepada seluruh warga Polombangkeng terkhususnya Kampung beru terkait masa berlaku HGU PTPN XIV, warga berhak tahu lahan-lahan mana saja yang telah berakhir sejak 23 Maret 2023 dan mana yang akan berakhir pada 9 Juli 2024,” jelasnya.
“Kenapa penting di ketahui oleh warga, karena masa berakhirnya HGU PTPN XIV adalah momentum yang ditunggu-tunggu oleh warga, sebab harapan mereka masih besar untuk mendapatkan kembali tanah mereka yang telah di kuasai puluhan tahun oleh PTPN XIV,” tambahnya.
Dari pemantauan lapangan, terlihat warga yang tidak berkumpul di satu titik tapi malah tersebar, hal ini tidak terlepas dari kedatangan aparat Polisi hingga TNI berpakaian lengkap.
Kabarnya, warga masih banyak yang agak trauma karena memori perjuangan sebelumnya yang memang tidak terpisah bahkan kerap kali bergesekan dengan pihak keamanan yang memposisikan dirinya sebagai pelindung dari perusahaan.
“Banyak yang masih takut-takut itu, karena langsung ada na lihat Polisi sama Tentara, masih teringat sekali dulu masa-masa banyak orang yang ditangkap bahkan ada juga ditembaki,” Penjelasan daeng Tonji salah satu warga Kampung Beru.
Melisa Kadiv Ekosob LBH Makassar menjelaskan kepada warga bahwa apa yang dilakukan oleh warga saat ini adalah tindakan yang sama sekali tidak melawan hukum bahkan dilindungi oleh undang-undang.
“Apa yang dilakukan oleh warga saat ini sama sekali tidak melanggar aturan, Itu jelas tertulis pada Pasal 28 E Ayat 3 UUD 1945 bahwa setiap warga Indonesia memiliki hak atas kebebasan berserikat, berkumpul dan mengeluarkan pendapat. Apalagi jika kita lihat spanduk yang akan dipasang sifatnya hanya sebagai papan informasi,” pungkasnya kepada seluruh warga yang datang menyaksikan pemasangan spanduk.
Dg. Intan salah satu warga Kampung Beru menjelaskan kepada warga bagaimana proses masuknya PTPN XIV sehingga bisa berkonflik dengan warga.
“dulu itu terpaksa ki tahun-tahun 1978 di terima itu kontrak lahan karena takut ki saat itu sama pemerintah ta, jadi diterima ki kontrak 25 tahun saat itu, tapi ketika waktunya telah melewati waktu kontrak di tahun 2007 tapi masih belum pi juga keluar itu Tanah,” ungkapnya.
Tambah Dg Intan saat itu,warga banyak mi bawa amplop coklatnya yang dulu di kasi sama perusahaan saat kontrak lahan tapi malah dibilang palsu sama pihak PTPN XIV.
“Itu mi kenapa sampai sekarang malah tidak adapi tanahnya warga yang kembali kasian,” tambahnya.
Izul Ketua FMN Makassar mengatakan pemasangan spanduk yang di lakukan sekitar pukul 16.30 WITA tidak hanya dihadiri oleh warga Kampung Beru, tapi juga di hadiri oleh puluhan mahasiswa dari Makassar.
“Kehadiran mahasiswa asal Makassar di tempat ini adalah sebagai bentuk dukungan kepada perjuangan yang dilakukan oleh warga Polombangkeng terkhususnya Kampung Beru, kehadirian kami juga untuk memberikan pesan kepada warga bahwa mereka tidak berjuang sendiri, tapi mahasiswa-mahasiswa di Makassar banyak yang mendukung atau bahkan siap terlibat berjuang bersama warga.” Tegasnya.
Adapun permintaan atau tuntutan warga adalah:
1.Kembalikan Tanah Warga Polombangkeng, Keluarkan Dari HGU PTPN XIV.
2.PTPN XIV Harus Menyesaikan Konfliknya Dengan Warga Sebelum Memperpanjang HGUnya.