Lebih lanjut, dirinya awalnya hendak membuat pula alat peraga dengan media rokok. Namun, Ketua Dewan Koperasi Indonesia ini kembali tak ingin tersandung dengan indikasi money politik. 

“Di rokok misalnya ada gambar NH dan segala macam untuk kampanye. Itu kan bisa untuk kampung yang sulit kita jangkau untuk pengiriman baliho atau banner. Tapi karena ini dikatakan sebaga merchandise jadi batal,” ujarnya. 

Kewaspadaan ini, lanjut NH, diharapkan juga dapat diikuti oleh kandidat lainnya. Ia berpesan, aturan yang telah ditetapkan landasan hukumnya benar-benar harus dipatuhi agar proses pencerahan demokrasi di Sulsel dapat terwujud. 

“Begitu inginnya saya menegakkan demokrasi berdasarkan hukum. Kadang-kadang kandidat bikin duluan, nanti ditegur baru tarik kembali. Jadi memang harus ada pencegahan dulu,” harapnya. (*)