Makassar, Matasulsel – Rahmansyah layak dilabeli politisi ulung. Setelah disindir oleh Kadir Halid, Rahmansyah pun menjawab sindiran itu dengan jitu. Kadir menyindir Rahmansyah karena memilih memenangkan Ichsan Yasin Limpo di Pilgub Sulsel 2018.

Bukan Nurdin Halid, kakak Kadir yang diusung oleh Partai Golkar. Partai tempat Rahmansyah berpolitik. “Memangnya IYL yang kasi kamu makan?” oceh Kadir yang ditujukan kepada Rahmansyah.

Bagaimana jawaban menohok Rahmansyah itu. Pertama-tama, Rahmansyah mengutarakan bahwa Syahrul Yasin Limpo dan Ichsan Yasin Limpo adalah sosok yang berjasa baginya. Di era SYL sebagai Ketua Golkar Sulsel, Rahmansyah duduk sebagai legislator.

“Pelan-pelan saja Kadir, karena dunia ji ini.
Saya duduk sebagai pengurus dan jadi caleg Golkar Sulsel itu di masa Komandan SYL. Saya duduk sebagai anggota DPRD Sulsel karena Pak Ichsan Yasin Limpo sebagai Tim 9 Golkar Sulsel memasukkan saya sebagai caleg dapil 3 Gowa Takalar. Dan Alhamdulillah duduk. Bukan PAW seperti Kadir,” katanya.

“Di era NH saya dipecat dari pengurus. Kemudian diusulkan dipecat dari partai. Jadi apa dasarnya saya mau berjuang dengan Kadir. Capek deee…” sambung Rahmansyah.

Kedua, jawaban menohok Rahmansyah adalah SYL dan IYL mengajarkannya untuk mencari duit halal. Bukan lewat korupsi.

“Artinya apa, SYL dan IYL yang tuntun saya cari makan yang halal. Dan saya bangga karena beliau ngajari kami untuk tidak makan uang korupsi,” tukas Rahmansyah.

Ketiga, jawaban menohok Rahmansyah kepada Kadir adalah soal pemecatan kader lainnya yang juga berseberangan dengan keputusan partai.

“Harusnya dia usulkan NH untuk dipecat karena terlalu banyak pelanggarannya secara organisasi. Termasuk itu Tanri Balilamo yang Wasekjen Golkar dan menjadi lawan NH di Pilgub sulsel, Mizar Roem di Sinjai,” jelas Rahmansyah.

Keempat, jawaban menohok Rahmansyah adalah, Kadir memang sudah selayaknya mengabdikan diri kepada Golkar. Karena partai ini sudah rela mengusung Kadir di Pilwalkot Makassar lalu, meskipun sudah tahu bahwa surveinya rendah.

“Kalau Kadir memang harus mengabdi habis di Golkar. Karena belum lunas kebaikannya Golkar saat diusung di Pilkada makassar dan kalah. Golkar tetap mencalonkan padahal surveinya jauh dibawah Aru,” pungkas Rahmansyah. (*)