Jakarta, Matasulsel – Loyalitas tanpa batas. Kalimat itu menjadi cerminan pengabdian Nurdin Halid (NH) dan Idrus Marham kepada Golkar. Dua sosok sentral di partai beringin itu meraih posisi strategis melalui perjalanan panjang penuh pengorbanan. Mereka tidak pernah silau dengan jabatan dan tetap setia mengabdi kepada Golkar, meski banyak tawaran menggiurkan.

Wakil Koordinator DPD I Golkar Sulsel Bidang Perdagangan dan Perindustrian, Muhammad Yasir, menceritakan loyalitas NH dan Idrus kepada Golkar tidak perlu diragukan. Kedua tokoh nasional itu bukanlah tipe politisi kutu loncat yang hanya mengejar kekuasaan. Mereka setia pada partai yang membesarkan, meski diterpa masalah sebesar apapun.

Yasir mengenang pada suatu masa kepemimpinan di DPP Golkar, NH dan Idrus tidak mendapatkan posisi strategis. Kala itu, banyak parpol yang berasal dari embrio Golkar menawarkan jabatan strategis kepada NH maupun Idrus. Tapi keduanya sama sekali tidak meliriknya. Dengan tegas, NH dan Idrus menolak dan mengikrarkan janji setia kepada Golkar.

“Pada suatu masa kepemimpinan di Golkar pusat, NH dan Idrus pernah tidak mendapatkan peran. Tidak sedikit parpol yang menawarinya menjadi ketua umum maupun sekjen, tapi tegas ditolak. Bagi NH dan Idrus Marham, ketika ada friksi dalam parpol, ya itu hal yang biasa,” kata Yasir, Jumat, 23 Maret.