Inspirasi Moderasi Beragama Prof. Dr. Wardah Nuroniyah
Prof. Dr. Wardah Nuroniyah, S.H.I., M.S.I., seorang Guru Besar di Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, telah menunjukkan dedikasi luar biasa dalam mempromosikan moderasi beragama, terutama di kalangan diaspora Indonesia di Serbia.
Dalam workshop yang diadakan pada 7 November 2014, menyampaikan pentingnya moderasi beragama sebagai solusi untuk menghadapi tantangan intoleransi yang semakin meningkat.
Moderasi beragama, seperti yang dijelaskan Prof. Wardah, adalah sikap yang tidak berlebih-lebihan dalam menjalankan keyakinan, tanpa mengabaikan martabat kemanusiaan. Dalam konteks ini, sembilan kata kunci yang ia kemukakan —kemanusiaan, kemaslahatan, keadilan, taat konstitusi, komitmen kebangsaan, toleransi, anti-kekerasan, dan penghormatan kepada tradisi—merupakan landasan yang sangat relevan untuk membangun masyarakat yang harmonis.
Sumber utama intoleransi, menurut Prof. Wardah, adalah sikap merasa paling benar sendiri. Dalam dunia yang semakin terhubung ini, sikap eksklusif semacam itu tidak hanya merugikan individu, tetapi juga komunitas dan negara. Oleh karena itu, pelajaran yang diberikan oleh beliau kepada para mahasiswa diaspora di Beograd sangatlah penting.
Peserta workshop menunjukkan antusiasme yang tinggi, mengajukan berbagai pertanyaan, dan bersama-sama mencari solusi untuk tantangan moderasi beragama ke depan.
Pernyataan Rinaldi, seorang diaspora asal Bogor, menekankan bahwa moderasi beragama harus menjadi kewajiban yang ditegakkan oleh pemerintah.
Ini menunjukkan kesadaran akan tanggung jawab kolektif dalam menciptakan lingkungan yang bebas dari intoleransi. Rahmad Maulana, diaspora asal Aceh, menambahkan bahwa peningkatan kualitas program moderasi beragama sangat penting.
Hal ini menunjukkan bahwa moderasi beragama bukan hanya sebuah konsep, tetapi juga sebuah praktik yang harus terus-menerus dievaluasi dan disesuaikan dengan dinamika masyarakat.
Pentingnya moderasi beragama tidak bisa dianggap remeh. Dalam menghadapi radikalisasi yang mengancam, upaya pencegahan melalui pendidikan dan dialog yang konstruktif adalah langkah yang lebih baik daripada menunggu masalah muncul.
Melalui workshop ini, Prof. Wardah telah menciptakan ruang bagi para peserta untuk berdiskusi, berbagi pengalaman, dan berkolaborasi dalam mencari jalan tengah yang dapat mendamaikan perbedaan.
Sebagai penutup, inspirasi yang diberikan oleh Prof. Wardah bukan hanya untuk mahasiswa di Serbia, tetapi juga untuk seluruh masyarakat Indonesia dan dunia.
Moderasi beragama adalah kunci untuk menciptakan harmoni dalam keragaman, dan kita semua memiliki peran dalam mewujudkannya. Mari kita bersama-sama menerapkan nilai-nilai moderasi dalam kehidupan sehari-hari, demi masa depan yang lebih damai dan sejahtera.