Makassar, Matasulsel – Pasca tiga kali debat kandidat Pilgub, kualitas Cagub semakin keliatan siapa yang sebenarnya yang layak memiliki kapasitas dalam memimpin Sulsel.

Dalam debat ketiga, Nurdin Abdullah ketahuan ingkar janji soal rencana ekspor perdana nikel di Bantaeng. Namun belakangan setelah tersudut, seolah menyebut itu adalah fitnah.

Belakangan berbagai dugaan pengalihan isu bermunculan jika NA diserang dengan kampanye hitam alias Black Campaign. Namun, hal ini berbagai pihak memandang ada kesan menutupi kesalahan “dosa” sosial di publik.

Pakar politik Unhas , Azwar Hasan berpendapat bahhwa isu didzalimi atau mengklaim di black campaign bisa dimainkan oleh tim paslon sendiri untuk mengalihkan isu yang marak di publik.

“Dalam ilmu politik disebut black propaganda, bisa jadi yang lakukan bisa saja tim pribadi. Contoh baliho kandidatnya dirusak dengan alasan tuduhan dia dizalimi. Padahal dia menyerang diri sendiri, itu bisa saja terjadi pada tindakan dan cara lain,” kata Azwar Hasan saat dikonfirmasi Jumat (11/5/2018).

Akademisi Unhas itu berpendapat bahwa, munculnya berbagai macam black campaign dikarenakan banyak faktor. Salah satu pihak lawan atau rival iri dengan elektabilitas figur lain yang tinggi.

Ia menambahkan, black campaign beda dengan fitnah campaign. Dia mencontohkan, jika black campaign tak bisa diketahui pelaku ataupun yang melakukan. Sedangkan fitnah campaign bisa diketahui keberadaan pelaku.

“Black campaign muncul serang kandidat karena banyak hal. Bisa saja figur kuat, baik masa maupun wilayah. Black campaig tidak diketahui orang. Dan fitnah campaign nyata,” tuturnya.

Dia mengalahkan, munculnya black campaign dan fitnah campaign dikarenakan masyarkaat belum paham perbedaan tersebut.

“Hal ini muncul karena masyarakat belum paham arah politik. Belum dewasa cara berpolitik tim kandidat,” pungkasnya.