Isu Dinasti Dimunculkan, Bukti Ada Yang Panik Lihat Koalisi Rakyat di IYL-Cakka
Makassar, Matasulsel – Jelang pencoblosan, serangan ke Ichsan Yasin Limpo-Andi Mudzakkar (IYL-Cakka) terus dimunculkan oleh kubu rivalnya. Entah kehabisan akal atau tidak, sehingga isu yang tidak relevan justru dipaksakan.
Isu dinasti politik merupakan salah satu isu yang sengaja dihembuskan menyerang IYL. Padahal sadar atau tidak, dalam perkembangan demokrasi sekarang, semua pemilihan kepala daerah dilakukan secara langsung.
Sehingga tak ada istilah menunjuk atau mewariskan kepemimpinan ke keluarga. Semua ditentukan oleh masyarakat. Jika memang layak, publik pasti memberikan dukungan. Sebaliknya pun demikian.
Fakta di sejumlah Pilkada di Indonesia selama beberapa tahun terakhir, hanya sedikit keluarga kepala daerah yang terpilih. Sebab sekali lagi semua ditentukan oleh rakyat. Sehingga jika ada yang menghembuskan isu dinasti, sama halnya sangat berpikir mundur ke belakang.
Lalu bagaimana tanggapan IYL-Cakka? Melalui Juru Bicaranya, Henny Handayani, mengaku jika pihaknya tidak terganggu dengan isu tersebut. Menurutnya, fokus kandidat dan tim di koalisi rakyat, yakni menawarkan program untuk bersama membangun Sulsel.
“Itu kan sejak dulu ada yang berusaha memaksakan isu tersebut. Tapi kami tak terpengaruh, karena kami meyakini rakyat pasti tahu mana yang layak dan tidak. Fokus kami, terus menyosialisasikan berbagai program-program untuk membangun Sulsel,” terang Henny, Sabtu (26/5/2018).
Sekadar diketahui, sejak dulu isu ini memang sering dialamatkan ke keluarga Yasin Limpo di setiap momentum politik. Termasuk ketika Syahrul Yasin Limpo maju di Pilgub 2013, isu ini juga dihembuskan. Tapi faktanya, rakyat memberi kepercayaan, dan di masa kepemimpinan Syahrul, Sulsel semakin maju.
Aktivis Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Janwar, menilai, jika dalam pemilihan langsung masih ada kubu yang mempersoalkan politik dinasti, maka itu tanda-tanda mereka yang memunculkan sedang panik.
“Bisa jadi kekuatan koalisi rakyat di IYL- Cakka semakin besar, sehingga isu tersebut sengaja dipaksakan dimunculkan, meski saya yakin itu tidak terlalu mempengaruhi pilihan rakyat. Publik Sulsel pasti lebih menolak yang hobi korupsi dan suka bohong,” terangnya.
Sekadar diketahui, meski diduga yang memunculkan isu dinasti adalah kubu rival IYL, namun mereka tidak menyadari jika sesungguhnya disebut-sebut sedang mempraktikkan ‘dinasti’ di internalnya sendiri.
Di barisan NH-Aziz misalnya, rata-rata keluarga dekatnya mengendalikan pemenangannya. Seperti Kadir Halid, Waris Halid, maupun putra Nurdin. Begitu juga mendorong menantunya maju di Pilkada Sinjai, Andi Seto.
Di NA-ASS, juga ketua tim pemenangannya adalah ipar NA sendiri, Taufik Fachruddin yang dikabarkan direktur perusda di Bantaeng. Termasuk mendorong salah satu orang dekatnya maju sebagai kandidat wakil bupati di Bantaeng.
Bandingkan dengan IYL yang sering diserang isu dinasti, justru di struktur tim pemenangannya diisi figur lain yang bukan saudaranya. Lantas siapa sebenarnya yang mempraktekkan dinasti?.
Jangan sampai kubu NA maupun NH sering berteriak “dinasti” tapi mereka sendiri yang berusaha mempraktekkan? (*)