Jakarta, Matasulsel – Calon Gubernur Sulsel nomor urut 2, Agus Arifin Nu’mang (AAN) mempertanyakan soal Sistem Kelas Tuntas Berkelanjutan (SKTB) yang dipelopori Ichsan Yasin Limpo (IYL) saat menjabat sebagai Bupati Gowa.

Hal ini menjadi bahan pertanyaan AAN dalam sesi tanya jawab debat Pilgub Sulsel kedua yang digelar di Jakarta, Kamis malam (19/4/2018).

“Saya ingin mendapat penjelasan tentang kelas tuntas berkelanjutan, karena ini juga merupakan salah satu program pemerintah Kabupaten Gowa saat pak Ichsan menjabat sebagai Bupati di sana,” tanya Agus.

Pasangan Andi Mudzakkar yang disuguhi pertanyaan langsung menjawab dengan santai pertanyaan eks Wagub Sulsel itu.

Ichsan menjelaskan secara rinci sistem kelas tuntas berkelanjutan yang asanya tetap mengacu pada Undang-undang Dasar 1945.

“Sistem kelas tuntas berkelanjutan itu adalah sebenarnya menitik beratkan pada proses dan juga otomatic promotion. Sistem kelas tuntas berkelanjutan itu kurikilumnya tidak ada yang berubah secara nasional,” kata Ichsan yang juga adalah pengagas pendidikan gratis tanpa pungutan ini.

“Hanya saja karena dia otomatic promotion berdasarkan Undang-undang 1945 pasal 31, ayat 1, 2 dan 3. Itu semua masyarakat tidak boleh didiskriminasikan bisa mendapatkan pendidikan 12 tahun,” imbuhnya.

Oleh karena itu, lanjut eks Bupati Gowa dua periode ini, sistem kelas tuntas berkelanjutan tidak mengenal yang namanya tinggal kelas.

“Sehingga hasilnya bisa kita lihat saat sekarang ini terjadi peningkatan kualitas yang sangat luar biasa,” ucap dia.

Agus yang kembali diberikan kesempatan untuk memberikan tanggapan balik seolah masuk dalam framing yang dibangun oleh tim NH-Aziz melalui rilis yang disebar ke media.

Dia mengaku mendapat laporan mendapat informasi ada siswa di Gowa yang belum lancar membaca. Meski demikian, dia mengakui itu adalah oknum saja.

“Ini seperti apa. Kenapa ada sampai begini. Ini juga informasi yang kami terima,” ucapnya.

Lagi-lagi dengan gaya santai dan bercanda bahwa Ichsan mengaku kaget dengan informasi itu. Tapi menurutnya itu adalah hal yang biasa saja.

“Saya kaget kalau ada yang tidak bisa membaca. Tapi biasa, kalau ada yang mengatakan seperti itu. Karena kurikulum tidak ada yang berubah. Konteksnya tidak berubah, tapi oknum berangkali yah,” kata Ichsan sambil tertawa.

Hanya saja, bukan opini ataupun wacana yang sengaja dibangun. Keraguan terhadap SKTB langsung dijelaskan berdasarkan data oleh Ichsan.

“Tapi jelas indikatornya bahwa SKTB itu akan sukses, jelas. Karena sebelum SKTB diberlakukan paling tinggi hanya 82 orang yang masuk ke perguruan tinggi tanpa tes. Sekarang 568 masuk keperguruan tinggi termasuk UI, ITB dan IPB itu tanpa tes,” tegasnya.

Bahkan dia menegaskan, SKTB adalah konsistensi dari Undang-undang dasar 1945. Dimana anak-anak diwajibkan mendapatkan pendidikan yang layak dan berkualitas.(*)