Luwu Timur, Matasulsel.com– Umat Hindu di Kabupaten Luwu Timur , Sulawesi Selatan,  khususnya  Desa Benteng Kecamatan Burau menggelar  ritual keagamaan Ngusaba yakni  syukuran jelang panen pada jumat  11 Mei 2018.

Bupati Luwu Timur, HM Thorig Husler dan rombongan yang tiba di tempat acara, disambut dengan persembahan Tari Penyembrana di Sanggar Tani Kelompok Pura Subak Mertasari.

Panitia Pelaksana Ngusaba, Ketut Arya Wibawa mengatakan bahwa kegiatan  Ngusaba tersebut rutin  dilakukan setiap jelang panen sebagai ungkapan rasa syukur kepada Yang Maha Kuasa.

“Adapun sumber   dana yang digunakan adalah murni  swadaya semua petani yang tergabung dalam subak atau wadah kelompok tani di dusun Mertasari,” jelas Ketut Wibawa.

Sementara itu Ketua PHDI Luwu Timur, Wayan Sudarsana dalam sambutannya menerangkan bahwa menurut keyakinan umat Hindu, sebelum dilaksanakannya panen maka harus didahului dengan upacara Ngusaba dengan sembahyang selama dua hari.

“Ketika manusia mampu menghargai alam, maka alam akan menghargai manusia,” jelas Sudiarsa.

Dalam keyakinan umat Hindu,  tambah Sudiarsa   ada beberapa siklus kegiatan yang dilakukan mulai dari menanam hingga panen. Upacara diawali dengan Mapaktoyo atau menjemput air.

Selanjutnya Ngawiwit atau menanam secara serentak yang dilanjutkan dengan Nyepi Sawah dalam arti tidak boleh melakukan kegiatan disawah setelah dilakukan Ngawiwit. Kemudian dilanjutkan dengan upacara Mecaru atau menetralisir lingkungan agar tanaman tidak terganggu dan setelah muncul padi maka dilakukanlah Ngusaba. Setelah Ngusaba akan dilanjutkan dengan upacara terakhir atau Nyangket yang artinya pemotongan perdana dengan arit sebelum dilanjutkan alat pertanian.

“Ngusaba itu  erat kaitannya dengan menjaga keseimbangan alam, agar alam senantiasa dapat memberikan manfaat bagi masyarakat,” kuncinya.

Bupati Luwu Timur, HM Thorig Husler menyampaikan apresiasi atas upaya umat hindu menjaga ritual keagamaannya dan kebiasaannya terutama bagi mereka yang berprofesi sebagai petani. Menurut Bupati dengan bersyukur maka Tuhan akan menambah nikmat dan rezeki dari apa yang diusahakan.

“Disisi lain, hal ini juga sangat penting untuk menjaga keseimbangan lingkungan alam. Bersyukur ini memang sangat penting artinya,” jelas Husler.

Secara umum, kata Husler luas lahan pertanian di Kabupaten Luwu Timur mencapai 28 ribu hektar. Namun untuk lahan pertanian di wilayah Benteng seluas 325 Hektar dengan produktivitas mencapai mencapai 6,9 hingga 7,1 ton perhektar.

“Dalam waktu dekat pemerintah akan memberikan bantuan alat pertanian  berupa dua unit traktor di desa ini untuk mempercepat produksi pertanian petani. Atur dengan baik pemanfaatannya ” kata Husler.

Orang nomor satu di Luwu Timur ini juga menghimbau petani agar tetap fokus mengembangkan usaha pertanian karena Pemerintah daerah, secara  bertahap akan terus membantu memberikan alat pertanian setiap tahunnya.

Sebelumnya Husler juga menyempatkan meninjau renovasi Pura Desa yakni Pura Mandiri Giri. Dalam tinjauannya, bupati Luwu Timur memberikan sumbangan sebesar 30 juta rupiah guna  membantu menyelesaikan renovasi Pura tersebut.

Turut mendampingi bupati Luwu Timur antara lain ; Kadis Penataan Ruang, Pemukiman dan Pertanahan, Zainuddin, Sekdis Pertanian, Arifuddin, Kadis Pendidikan, La Besse, Kabag Humas dan Protokol, Alimuddin Bahtiar dan Kades Benteng, Andi Salahuddin.

Reporter: Yul/Yustus