“Seperti kita dengar pada diskusi chapter pertama Minggu lalu, ada orang yang bukan wartawan tetapi mengantongi kartu kompetensi, itu bukan kesalahan pada DP ataupun BNSP, akan tetapi kepada penyelenggara uji kompetensi dan pengujinya,” tegasnya.

“Untuk itu, apabila ada hal seperti ini, perlu peringatan keras kepada penguji dan penyelenggara uji, cabut izin pengujinya, vakumkan beberapa periode tertentu bagi penyelenggara uji dan bahkan kalau perlu cabut izin penyelenggara uji,” pungkas Ketua Umum DPP Jurnalis Milenial Bersatu Indonesia (JMBI) ini.

Sementara itu, penanggap diskusi dari Pusdiklat JOIN Nasional Zulkarnain Hamson, S.Sos., M.Si memberikan kata kunci yang menarik ketika menjawab soalan dari seorang akademisi Sulwan Dase.

Zulkarnain memberikan ungkapan menarik yaitu, media itu adalah jembatan dari ilmu pengetahuan.

“Ini sejalan dengan kata pak Sulwan dimana beliau mengatakan bahwa media adalah universitas yang paling universal dimana para pendidik itu mengajar di ruang-ruang kelas dan media atau jurnalis mengajar di ruang publik,” singkatnya.

Diskusi semakin menarik, karena wartawan senior sekaligus akademisi Dr. Yahya juga memberikan tanggapan terkait perkembangan media saat ini, dimana sellery bagi wartawan kadang tidak sesuai dengan kerja-kerja jurnalistik mereka.

Demikian halnya pula dengan tanggapan dari Dedi Gunawan Saputra dari PJS (Perhimpunan Jurnalis Siber), dimana dia mengangkat kesulitan dari para jurnalis untuk mengikuti kompetensi wartawan, namun tidak memiliki dana.

“Saya kira itu menjadi persoalan mendasar bagi para jurnalis yaitu menyangkut pendanaan untuk ikut kompetensi wartawan,” tegasnya.

Pada diskusi ini, dari pihak penyelenggara memberikan kejutan dengan pembacaan puisi karya dari moderator Arwan D. Awing berjudul Jangan Sebut Aku Abal-abal.

Menurut salah satu penyelenggara, Acara Literasi Media, Diskusi Media, Media Diskusi ini ini, selain diikuti oleh wartawan dari lintas generasi, juga didukung kurang lebih 25 media partner.

Rencananya, acara ini akan dilakukan secara berkala bertujuan untuk memberikan edukasi dan kemampuan dari para jurnalis, serta meningkatkan kompetensi serta profesionalisme mereka sebagai jurnalis. (**)