Makassar, Matasulsel – Lembaga survei dan konsultan pemenangan nasional, Jaringan Suara Indonesia (JSI) membocorkan data survei terbarunya untuk Pilgub Sulsel yang pengambilan datanya dilakukan Februari 2018.

Saat tampil sebagai pembicara seri diskusi politik yang digelar Komunitas Jurnalis Politik Makassar, di Warkop Press Corner, Jalan Pengayoman, Kamis ( 29/3) siang, JSI mengurai posisi 4 pasangan.

Direktur Jaringan Suara Indonesia (JSI), Fajar S Tamin menyebutkan, jika pemilihan gubernur dilaksanakan Februari atau saat ini, maka posisi paling tinggi akan dicapai Ichsan Yasin Limpo – Andi Mudzakkar. Sementara di posisi kedua adalah pasangan Nurdin Abdullah – Andi Sudirman Sulaiman (NA-ASS).

Di posisi ketiga dan keempat masing diraih oleh pasangan Nurdin Halid – Azis Qahhar Mudzakkar (NA-Azis) dan pasangan Agus Arifin Numang – Tanribali Lamo (AAN – TBL).

“Di hasil survei kami di Februari, posisinya seperti itu. IYL-Cakka paling di atas, dan disusul NA-ASS, NH-Aziz dan Agus-TBL,” kata Fajar S Tamin.

Meski demikian, Fajar memilih tidak menyebut angka atau persentase elektabilitas masing-masing kandidat. Alasannya hal itu hanya untuk konsumsi internalnya.

Soal pemilih yang belum memutuskan sikap, angkanya juga makin menurun. Saat ini sisa sekira 12 persen, ditambah 2 persen lebih yang tidak memberi jawaban.

“Jadi masih ada sekira 15 persen pemilih yang potensial diperebutkan oleh empat kandidat di Pilgub,”sebut Fajar S Tamin yang tampil bersama dengan Direktur Riset CRC dan kalangan akademisi.

Menurut Fajar, survei yang dilakukannya itu hanya berlaku saat pengambilan data. Sehingga masih bisa mengubah persepsi publik, termasuk setelah dilaksanakan debat kandidat, Rabu (28/3) malam .

Selain itu, JSI juga menyatakan jika dilakukan simulasi, maka ada salah satu kandidat jika dihilangkan, suaranya cenderung akan berpindah ke pasangan IYL – Cakka.

“Namun jika IYL – Cakka dihilangkan, maka suara akan berpihak kepada pasangan NA – ASS. Jadi bisa di simpulkan bahwa memang prioritas pindahan suara itu cenderung memilih pasangan IYL -Cakka,”terang Fajar.

Data lain yang disampaikan JSI yakni jumlah pemilih modern dan tradisional. Dikatakan Fajar, di Sulsel ini ada sekira 40 persen pemilih tradisional yang akan memilih berdasarkan kepribadian kandidat. Sementara pemilih modern hanya berkisar 24 persen, yang akan memilih berdasarkan potensi kandidat.

Manajer Riset Celebes Research Center (CRC), Wahyuddin menambahkan, saat ini sangat sulit untuk mengubah pilihan pemilih hanya dengan program.

“Meski kandidat telah menawarkan beberapa program, itu masih akan sulit untuk mengubah pilihan rakyat di Pilkada,”demikian kata Wahyuddin. (*)