Mahasiswa Pascasarjana Ilmu Hukum UMI ini pun menjelaskan lebih lanjut, praktik pecah belah atau divide et impera yang dilakukan penjajah meliputi teknik agitasi, desas-desus, bahkan fitnah. Hal itu pulalah yang dilancarkan kepada Risman, RMS, dan NH-Aziz.

“Kalau gemar melakukan intimidasi seperti ini, bagaimana kita bisa mendapatkan pemimpin sesuai dengan nilai demokratis. Sekarang sudah bukan zamannya penjajahan, mari jalani dengan menghindari cara kotor seperti itu,” harapnya.

Diketahui, hubungan antara kekuatan di kubu NH-Aziz justru semakin solid. Dalam kunjungannya ke Sidrap, NH setia didampingi oleh seluruh elit partai pengusung. Adapun RMS berhalangan karena menjalani tugas partai di pusat, ia diwakili oleh Sekretaris DPW Nasdem Sulsel, Syaharuddin Alrif.

Walaupun demikian, RMS tetap menyambut hangat kedatangan NH di Bumi Nene Mallomo. Ia diwakili istrinya, Fatmawati selalu menjamu NH bersama rombongan di RMS Land. Bahkan, ia turut menyiapkan penginapan di vilanya, Puncak Mario. (*)