“Pertarungan ide dan gagasan, isu Sara selalu melingkupi setiap momentum politik,” kata Fadil saat memulai pembahasan.

Parahnya lagi, kata dia, pemanfaatan media sosial terkemas rapi dengan isu SARA juga masif dilakukan. Untuk menginformasikan berita bohong atau hoax, seperti terjadi di Pilgub DKI Jakarta 2017 lalu.

“Mengapa SARA digunakan karena rasionalitas seseorang cenderung punya keterbatasan. Ketika isu tentang agama ditiupkan maka terkadang kita cepat percaya,” jelasnya.

Sehingga, ia berharap hal serupa tidak terjadi di Pilgub Sulsel. Agar proses demokrasi berjalan sesuai dengan hati nurani masyarakat.

Diakhir acara, para narasumber bersama juru bicara pasangan calon membubuhkan tanda tangan komitmen untuk menjaga pilkada berjalan aman, lancar, bermartabat dan bebas hoax dan sara. (*)