Keberadaan mangrove yang sehat di kawasan pesisir juga dapat meningkatkan resiliensi masyarakat pesisir terhadap perubahan iklim dan meminimalisir dampak bencana alam, seperti tsunami, badai dan gelombang (fungsi adaptasi).

Mangrove turut serta dalam mengendalikan perubahan iklim dengan berperan sebagai paru-paru dunia melalui penyerapan dan penyimpanan karbon biru (fungsi mitigasi)

Hutan mangrove juga berpotensi menjadi aset penting dalam penurunan emisi gas rumah kaca. Sehingga upaya perlindungan mangrove sebagai ekosistem blue carbon tidak hanya dikaitkan dengan pengurangan emisi dan peningkatan simpanan karbon (carbon benefit) tetapi juga pelestarian mangrove yang sehat yang memberikan manfaat bagi kesejahteraan masyarakat (non carbon benefit).

Rafiquah Djamil, selaku Corporate Social Responsibility Department Haed KALLA menjelaskan bahwa KALLA senantiasa memberikan kontribusi dalam membangun ekosistem mangrove yang akan memberikan banyak dampak positif bagi masyarakat sekitar, mulai dari segi pendapatan ekonomi, pendidikan, kesehatan dan kondisi tempat bekerja hingga mencegah abrasi dan erosi pantai.

“Kita berharap dengan program penanaman mangrove seluas 10 – 15 hektar ini bisa mendapatkan dukungan dari semua stakeholder untuk menjaga keberlanjutan program dan kebermanfaatan program bagi masyarakat dan lingkungan,” ujarnya

Program CSR penanaman mangrove ini diharapkan bisa meningkatkan penghasilan masyarakat dari hasil produksi kerang dan tambak warga yang terlindungi dari abrasi pantai, selain itu program ini juga sebagai tempat belajar masyarakat khususnya kelompok tani dalam pengelolaan sumber daya alam yang berwawasan lingkungan, serta meningkatkan ketersediaan karang untuk melindungi abrasi tambak warga.