Kapolda Sulsel Tekankan Kapolres Baru Segera Adaptasi Budaya
Jakarta, Matasulslel – Kepala Kepolisian Daerah Sulawesi Selatan (Kapolda Sulsel) Irjen Pol Merdisyam menekankan kepala kepolisian resor (kapolres) baru terpilih, agar segera beradaptasi dengan budaya masyarakat setempat.
“Kapolres yang baru agar cepat beradaptasi dengan wilayah hukumnya, karena setiap wilayah di Sulawesi Selatan memiliki budaya berbeda-beda,” kata Irjen Pol Merdisyam melalui keterangan tertulis, di Jakarta, Kamis(29/10/2020).
Pada kesempatan itu, Merdisyam memimpin serah terima jabatan 23 pejabat di lingkungan Polda Sulsel, antara lain Brigjen Pol Didik Agung Widjanarko dari Dirreskrimum Polda Sulsel menjalani penugasan di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Kemudian, Kombes Pol Turman Sormin Siregar dari Analisis Kebijakan Mady Bidang Pidana Narkoba Bareskrim Polri menjadi Dirreskrimum Polda Sulsel.
Selanjutnya, Brigjen Pol Yudhiawan Wibisono dari Kapolrestabes Makassar menjalani penugasan di KPK, Kombes Pol Witnu Urip Laksana dari Direktur Intelkam Polda Sulsel menjadi Dirreskrimum Polda Sulsel, Kombes Pol Dwi Suryo Cahyo dari Analis Kebijakan Madya Bidang Kamneg Baintelkam Polri jadi Direktur Intelkam Polda Sulsel.
Sedangkan, AKBP Andi Sinjaya Ghalib dari Koorgadik SPN Lido Polda Metro Jaya menjabat Kapolres Enrekang menggantikan AKBP Endon Nurcahyo yang diangkat sebagai Kapolres Pangkep.
Merdisyam mengingatkan seluruh jajaran Polda Sulsel menjalankan tugas sebagai ibadah yang dilandasi keikhlasan, penuh kesabaran, dan menjaga protokol kesehatan agar terhindar dari potensi penyebaran COVID-19.
Proses sertijab pejabat utama dan kapolres di wilayah hukum Polda Sulsel itu mengikuti protokol kesehatan dengan mengenakan masker dan jaga jarak.
Mantan Direktur Intelkam Polda Metro Jaya itu, juga mengingatkan seluruh jajaran Polda Sulsel mengelola keamanan dan ketertiban masyarakat selama pandemi COVID-19.
Pelaksanaan pisah sambut Kapolres Enrekang dari AKBP Endon Nurcahyo kepada AKBP Andi Sinjaya Ghalib pun berjalan sederhana tanpa menggelar tradisi “pesta pedang pora” karena kondisi pandemi COVID-19.
Acara pisah sambut dilakukan secara ketat dan terbatas bagi undangan yang hadir, serta menerapkan protokol kesehatan, seperti pengecekan suhu tubuh, mencuci tangan, menyediakan “hand sanitizer”, serta masker.(*)
Sumber : Antaranews