“Bicara hari lahir pancasila yang kita peringati seminggu yang lalu bukan hanya sekadar kegiatan seremonial belaka, karena kita dituntut untuk bagaimana menjaga nilai-nilai dari pancasila itu sendiri,” ujar Indah. Tentang radikalisme, Indah Putri Indriani menjelaskan bahwa radikalisme itu secara umum dipahami sebagai sebuah pemikiran untuk merubah sesuatu dalam waktu yang cepat alias instan. “Dia tidak mau berproses, maunya serba instan, dan tidak mau berusaha. Ini salah satu contoh pemahaman radikal,” tutur Indah.

Olehnya itu, kata Indah, semua elemen bangsa harus bisa menginternalisasikan nilai-nilai pancasila ke dalam budaya dan kehidupan sehari-hari, bukan sekadar dihafal isinya, tetapi juga bagaimana mengaplikasikannya. “Di Kabupaten Luwu Utara, kita mempunyai fondasi yang cukup kuat atas keberagaman. Kita juga telah membangun fondasi yang kuat untuk memahami perbedaan,” terang Indah, seraya mengajak seluruh level pemerintahan di bawah untuk bersinergi menjaga Luwu Utara dari segala ancaman radikalisme.

Sebelumnya, Ketua KNPI Luwu Utara, Suharto, dalam laporannya mengatakan bahwa tujuan dilaksanakannya seminar kebangsaan adalah untuk membekali anak muda, bagaimana mengantisipasi paham terorisme dan radikalisme. “Meskipun belum ada tindakan terorisme di Luwu Utara, tapi setidaknya kita bisa mencegah sedini mungkin. Untuk itu, kita ajak rekan-rekan yang ada di organisasi, baik kepemudaan, sekolah ataupun kampus untuk hadir di sini,” ujar pria yang akrab disapa Atto ini. (yustus)