“Saya berikan contoh, anak orang kaya bisa minum susu setiap hari, di saat anak miskin belum tentu mampu membeli susu dalam sebulan. Makanya itu demi adanya keseimbangan, kita siapkan dana tunai lewat kartu ini,” ujar NH

Tidak jauh berbeda, NH menuturkan Kartu Anak Pintar juga disiapkan untuk memastikan adanya pemerataan kebutuhan bagi setiap anak didik. Tidak memandang latar belakang sosial, baik itu kaya maupun miskin.

Harus disadari, meski biaya pendidikan sudah gratis, problematika tidak selesai. Terkadang ada anak miskin yang sebenarnya pandai malas bersekolah karena minder dengan keterbatasan ekonomi. “Kartu ini bisa digunakan sebagai uang jajan di luar kebutuhan sekolah,” ucapnya.

‘Kartu sakti’ terakhir yaitu Kartu Mahasiswa Pintar berupa bantuan beasiswa kepada mahasiswa. NH-Aziz juga berencana membebaskan biaya kuliah pada tahun pertama. Langkah itu dimaksudkan agar partisipasi generasi muda untuk mengenyam pendidikan tinggi semakin meningkat. (**)