JENEPONTO, MATASULSEL – Pemerintah Kecamatan Kelara menggelar Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Tematik di Aula Kantor Camat Kelara, Senin (17/2/2025).

Kegiatan ini bertujuan untuk mewujudkan pembangunan yang lebih inklusif dengan melibatkan kelompok anak, perempuan, dan penyandang disabilitas.

Musrenbang ini dibuka oleh Camat Kelara, Nursila yang menegaskan pentingnya forum ini sebagai ruang untuk mendengar aspirasi masyarakat guna mendukung pemberdayaan sumber daya manusia di Kecamatan Kelara.

“Musrenbang ini menjadi kesempatan bagi kita semua untuk memastikan bahwa setiap kelompok masyarakat, terutama anak-anak, perempuan, dan penyandang disabilitas, mendapatkan perhatian dalam perencanaan pembangunan,” ujar Nursila dalam sambutannya.

Kegiatan ini dihadiri oleh perwakilan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Jeneponto serta delegasi dari berbagai elemen masyarakat, termasuk SMAN 6 Jeneponto, SDN 7 Kelara, kelompok perempuan, dan komunitas penyandang disabilitas.

Dalam forum ini, berbagai usulan dan kebutuhan masyarakat dibahas secara mendalam agar dapat masuk dalam agenda pembangunan daerah.

Fasilitator Musrenbang tematik dari Laskar Pattiro Muda (Laptur) Askar dan Forum Anak Turatea (formatur) Dimas menggunakan metode partisipatif dan pembagian kelompok berdasarkan tema diskusi.

Beberapa hasil penting dari Musrenbang Tematik ini antara lain:
Kelompok Anak, mengusulkan program pembelajaran berbasis sejarah lokal Jeneponto guna merefleksikan sejarah Kabupaten Jeneponto dalam kurikulum pendidikan.
Kelompok Perempuan, menyampaikan aspirasi terkait perlunya pelatihan pemberdayaan perempuan, khususnya pelatihan pengelolaan UMKM lokal untuk meningkatkan kemandirian ekonomi.
Kelompok Disabilitas, menyoroti kebutuhan layanan kesehatan inklusif yang mudah diakses oleh penyandang disabilitas.

Dalam diskusi yang berlangsung dinamis, para peserta aktif menyampaikan pandangan mereka mengenai tantangan yang masih dihadapi oleh kelompok rentan di Kecamatan Kelara.

Beberapa peserta menekankan perlunya tindak lanjut nyata dari hasil musyawarah ini agar tidak hanya sebatas wacana, selain itu, muncul pula perdebatan terkait strategi terbaik dalam mengimplementasikan usulan program, mengingat keterbatasan anggaran yang tersedia.

Dengan adanya Musrenbang Tematik ini, diharapkan aspirasi dari kelompok anak, perempuan, dan penyandang disabilitas dapat diakomodasi dalam kebijakan pembangunan Kabupaten Jeneponto, sehingga tercipta lingkungan yang lebih inklusif dan berkeadilan bagi seluruh masyarakat. (Oji Pajeka/ask)