Selain itu, perempuan kasus penggelapan ini menyebut bahwa Rutan Makassar berasa bukan penjara melainkan pesantren. Menurutnya banyak hal baru yang positif didapatkan selama berada di Rutan Makassar.

“Luar biasa petugas Rutan Makassar yang memberikan bimbingan dan arahan, saya merasa diperlakukan dengan sangat baik layaknya seorang siswa. Di sini saya bisa belajar mengaji dengan tajwid yang benar,” ujarnya.

Menanggapi hal tersebut, Kepala Rutan Kelas I Makassar, Moch. Muhidin sangat terharu dan bangga atas apa yang diungkapkan warga binaan “Mawar” atas manfaat yang diperoleh selama berada di Rutan Makassar.

“Masya Allah, ini merupakan apresiasi bagi kami selaku petugas pemasyarakatan yang memang sudah menjadi tugasnya sebagai pembina dan pembimbing warga binaan. Berharap ungkapan seperti ini bisa menjadi motivasi besar buat kami untuk memberikan pelayanan yang lebih baik lagi,” tuturnya. (NN)