Jakarta, Matasulsel – Calon Gubernur Sulsel nomor urut satu, Nurdin Halid mengawali debat kandidat edisi ketiga Pilgub Sulsel di auditorium TVRI, Jakarta, Rabu (9/5) malam. Dalam kesempatan tersebut, pasangan Abdul Aziz Qahhar Mudzakkar ini menengaskan tekadnya maju pada Pilgub Sulsel.

Ketua Koordinator Bidang Pratama DPP Partai Golkar ini berujar, keinginannya bertarung dalam bursa pilgub untuk kembali membangun kampung. Ia rela turun kasta ke level daerah sebagai bagian dari tanggung jawab kearifan lokal.

“Pesse saya, sebagai putra Sulawesi Selatan. Siri’ saya, untuk mengangkat harkat dan martabat masyarakat Sulsel, menuju masyarakat yang maju, mandiri, sejahtera dan religius,” ujarnya.

Mengutip kata pepatah lama, hujan emas di kampung orang, hujan batu di kampung sendiri. NH merasa, lebih baik pulang untuk membangun kampung sendiri.

Menyinggung tema debat kandidat, NH begitu mengapresiasi. Ia hendak membangun Sulsel agar mampu berjaya kembali sesuai dengan sejarah peradaban di masa lalu.

“Makassar merupakan salah satu bandar laut terbesar di Asia Tenggara. Perahu Pinisi telah menjelajah sampai ke Madagaskar,”

“Kita pernah nmelahirkan Karaeng Pattingaloang, seorang ahli perbintangan yang menguasai 12 bahasa. Lagaligo, yang merupakan naskah terpanjang didunia, mengalahkan Mahabharata dari India. Saudagar Bugis Makassar, telah bertebaran di seluruh nusantara, bahkan dunia,” bebernya.

Pencapaian tersebut, imbuh NH, tak terlepas dari nilai kearifan lokal yang selalu dijunjung. Karena itu, ia merumuskan pembangunan SDM berbasis kearifan lokal apabila terpilih menjadi gubernur.

“Tentu saja karena tuntunan oleh nilai-nilai kearifan lokal,sipakatau, sipakainge, siri’ na pacce, macca na warani, magetteng na malempu. Nilai-nilai itu, juga sesuai dengan prinsip hablun minallah – habluminannas. Ini menjadi sumber nilai, bukan saja untuk memperkuat ideologi Pancasila, tetapi juga sebagai perekat yang memperkokoh NKRI,” tegasnya. (*)