Cikarang, Matasulsel – Peringatan Hari Guru Nasional (HGN) Tahun 2019 yang bertepatan dengan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-74 Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) mengusung tema “Guru Penggerak Indonesia Maju”. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim mengatakan, dalam menjawab tantangan reformasi pendidikan di tengah keberagamanan budaya hingga birokrasi di Indonesia, harus ada keselarasan dalam satu gerakan yang didukung dari atas dan bergerak dari bawah.

“Saya yakin Bapak dan Ibu tahu apa yang terbaik untuk siswa-siswi.  Saya mengajak semua jenjang pemerintahan untuk memberikan kepercayaan kepada guru-guru untuk melaksanakan tugasnya dengan baik untuk menjadikan masa depan siswa-siswi kita lebih baik guna mewujudkan SDM yang unggul sehingga kita bisa menang di panggung dunia,” ucapnya di hadapan lebih dari 37-ribu guru yang hadir dalam puncak peringatan Haru Guru Nasional 2019 di Stadion Wibawa Mukti, Cikarang, Jawa Barat (30/11/2019).

Mendikbud kemudian bercerita tentang pengalamannya berbincang dengan guru-guru yang berkunjung ke Jakarta maupun yang ia temui di daerah. Ia mengaku, perbincangan dengan guru menjadi pengalaman yang sangat berkesan. Buah pikir dan nasihat para guru seolah mengubah tantangan yang ia rasakan menjadi ringan yang berujung pada optimisme.

“Ada guru di Sulawesi yang mengajak murid-muridnya keluar (kelas), ke dalam hutan, untuk mengenali kata-kata.  Mengenali barang-barang alam dengan kosakata adat dan kosakata Indonesia untuk meningkatkan ilmu bahasanya. Ada guru di Jakarta yang telah mencetuskan program informatika melalui permainan yang sifatnya mendidik, walaupun itu bukan dari kurikulum.  Ada sekolah di Kalimantan yang setiap minggunya dan setiap bulannya mengatur orang tua murid datang ke kelas bukan hanya untuk belajar tetapi juga ikut berpartisipasi dalam kurikulum. Ini adalah langkah-langkah nyata yang sudah terjadi di Indonesia. Marilah kita bertepuk tangan untuk seluruh guru penggerak Indonesia,” tuturnya.

Menurutnya, gerakan dari akar rumput inilah yang diyakini akan mampu menggerakkan kapal besar bernama Indonesia. Lebih lanjut, ia berharap, inisiatif para guru yang sudah mulai mengambil peran perubahan, dapat didukung oleh kepala sekolah, pengawas sekolah, dinas pendidikan, dan pemerintah daerah.

“Saya ingin mengajak mengubah paradigma kepemimpinan yang tadinya itu sebagai sebagai penguasa, pengendali, atau regulator, menjadi paradigma kepemimpinan yang melayani. Mulai minggu depan saya berharap sekali kepsek dan  pengawas kita menanyakan kepada guru, ‘Apa yang bisa saya lakukan untuk Anda sehingga bisa bertugas lebih baik?’. Dengan begitu kita bisa mengubah paradigma kepemimpinan, yakni paradigma kepemimpinan yang membantu,” ujar Mendikbud.

Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Guru Republik Indonesia (PB PGRI), Unifah Rosidi, menuturkan, tema HGN tahun ini sejalan dengan tema yang diambil Kemendikbud, yaitu “Peran Strategis Guru dalam Menggerakkan Perubahan”. “Intinya bahwa kita semua menyambut perubahan dan sama-sama seperti berkomitmen memajukan pendidikan nasional, berintegritas, sungguh-sungguh,” katanya.

Pada puncak peringatan ini Unifah mengatakan bahwa PGRI adalah mitra strategis pemerintah pusat dan pemerintah daerah dalam mewujudkan pendidikan nasional. “Kita mendorong guru untuk berubah tapi pemerintah juga (harus) semakin baik memperbaiki layanan pendidikannya sehingga klop, nyambung satu sama lain. Kami mengajak daerah-daerah bersama-sama menyelesaikan permasalahan guru,” ujarnya.

Ia juga menyampaikan apresiasi kepada Mendikbud yang mendorong kreativitas guru di dalam kelas dan mendorong kemerdekaan belajar. “Jika semua guru bergerak dengan tanggung jawab masing-masing, meningkatkan profesionalisme dan menjaga integritas, memperlakukan siswa setara tanpa perbedaan, menjaga toleransi, menyejukkan Indonesia dengan ketulusan dan kasih sayangnya, yakinlah kita kalau SDM unggul dan Indonesia maju dapat terwujud,” katanya. (Denty Anugrahmawaty/Desliana Maulipaksi)

Sumber : KEMENDIKBUD

Editor : Syahrul