Kenaikan Tarif Listrik dan Harga Rokok Picu Inflasi di Luwu Utara
Masamba, Matasulsel – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pada triwulan kedua tahun ini Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan mengalami inflasi sebesar 1,39 persen, dengan indeks harga konsumen (IHK) sebesar 127,41 persen.
“Inflasi ini terjadi karena kenaikan beberapa harga komoditas. kenaikan di beberapa komoditas seperti bahan makanan, rokok, hingga Tarif Dasar Listrik menjadi salah satu penyumbang inflasi pada triwulan kedua ini” ujar Kasi Neraca Wilayah dan Analisis, Badan Pusat Statistik (BPS) Luwu Utara, Lusi, di Masamba, Selasa (8/8/2017).
Ia menjelaskan, kelompok pengeluaran yang mengalami kenaikan indeks harga yakni pada kelompok bahan makanan sebesar 2,10 persen, kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau 0,56 persen
Kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar 1,08 persen, kelompok sandang sebesar 1,07 persen, kelompok kesehatan sebesar 0,24 persen, dan kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan 0,10 persen.
Luwu Utara yang masuk dalam zona Palopo serta Kota lainnya di wilayah pulau Sulawesi semuanya mengalami inflasi” kata dia.
Diwilayah Sulawesi, inflasi tertinggi terjadi di Kendari sebesar 3,58 persen dengan IHK 128,17, sedangkan inflasi terendah terjadi di Palu sebesar 0,76 persen dengan IHK 132,1.
Laju inflasi tertinggi berdasarkan tahun kalender terjadi di Kendari sebesar 5,33 persen, diikuti berturut-turut Watampone sebesar 4,81 persen, Palu sebesar 3,94 persen, Gorontalo sebesar 3,58 persen, Bulukumba sebesar 3,54 persen.
Zona Palopo sebesar 2,93 persen, Mamuju sebesar 2,71 persen, Makassar sebesar 2,65 persen, Manado sebesar 2,49 persen, Bau-bau sebesar 2,13 persen dan Parepare sebesar 2,06 persen.