Lebih lanjut, dirinya juga ikut mengklarifikasi keterkaitan NH terkait harga cengkeh pada era kepemimpinan di Puskud Sulsel. Ia mengungkapkan, Ketua Dewan Koperasi Indonesia itulah sebagai sosok berperan besar dalam menstabilkan kembali harga cengkeh saat mengalami krisis.

“Yang menentukan harga waktu itu bukan beliau. Saat itu, harga cengkeh turun 100 rupiah perliter sampai banyak warga menebang pohonnya. Di situlah baru NH memimpin BPPC kemudian terbukti harga naik ke Rp500 dan seterusnya,” terangnya.

Karena itu, ia menyesali adanya isu negatif yang kerap memojokkan NH terkait hal tersebut. Utamanya, isu negatif itu semakin disebarkan di tengah masa politik Pilgub Sulsel.

“Sekarang tahun politik, digoreng lagi ini isunya. Kalau dijelaskan secara transparan, masyarakat Insya Allah paham,” tutupnya. (*)