Sementara itu, Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Jeneponto menyoroti keterkaitan antara kasus perkawinan anak dengan permasalahan kesehatan dan sosial, termasuk stunting.

“Salah satu penyebab terjadinya stunting dikarenakan adanya perkawinan anak. Banyak kasus tragis yang terjadi di Jeneponto akibat hal ini,” ungkap Kadis DP3A dalam sambutannya.

Ia menambahkan, kegiatan ini menjadi wujud nyata kolaborasi antara pemerintah daerah, organisasi masyarakat, dan Pattiro Jeka dalam mewujudkan Jeneponto yang ramah perempuan dan anak.

Dukungan juga datang dari Kepala Kelurahan Balang Toa, yang menyampaikan komitmen kelurahan dalam mendukung gerakan ini di tingkat akar rumput.

“Sudah banyak langkah-langkah yang kami lakukan dalam mencegah hal ini, namun kesadaran masyarakat pun perlu ditingkatkan,” ujarnya.

Selain sesi penyampaian materi, kegiatan ini juga diisi dengan dialog interaktif bersama warga yang membahas peran keluarga dalam menjaga anak dari pernikahan usia dini. Peserta tampak aktif memberikan pandangan, ide, dan komitmen untuk menjadi agen perubahan di lingkungan masing-masing.

Kegiatan ini diakhiri dengan pesan reflektif dan seruan bersama untuk terus menyuarakan “Cegah Perkawinan Anak, Dari Sekarang!.”

Melalui sinergi DP3A Jeneponto, Pattiro Jeka, dan TP PKK, diharapkan kesadaran masyarakat akan semakin meningkat, serta tercipta lingkungan sosial yang aman, sehat dan mendukung tumbuh kembang anak menuju Jeneponto Bahagia. (*)