KOLABORASI CEGAH STUNTING: PAFI MAMUJU DAN MASYARAKAT BERSATU
MATA SULSEL – Mamuju merupakan salah satu Kabupaten di Sulawesi Barat. Masalah stunting masih menjadi masalah kesehatan serius di Indonesia, termasuk di daerah Mamuju. Pada tahun 2024, masalah stunting di Mamuju masih menjadi perhatian serius.
Meskipun angka prevalensi stunting mengalami penurunan dari 33,84% pada tahun 2022 menjadi 32,78% di tahun 2023. Kondisi ini belum optimal. Hingga Juni 2024, tercatat sekitar 6.608 balita di 11 kecamatan mengalami stunting, yang setara dengan 30,9% dari total balita yang diukur. Tingginya angka stunting ini menunjukkan bahwa penanganan lebih lanjut masih diperlukan.
Menghadapi tantangan ini, PAFI Mamuju bersama masyarakat menginisiasi kolaborasi untuk mencegah dan mengatasi stunting, serta dukungan masyarakat dalam upaya bersama menciptakan generasi yang sehat dan bebas stunting.
PAFI Mamuju juga mengetahui akan tantangan di era digitalisasi, sehingga ia mengenalkan PAFI Mamuju melalui laman resmi di https://pafipcmamuju.org.
Tantangan stunting di Mamuju
Dengan kondisi geografis yang cukup menantang serta sulitnya akses terhadap layanan kesehatan, menyebabkan angka stunting di Mamuju cukup tinggi.
- Kurangnya gizi pada ibu hamil dan balita
Kurangnya asupan gizi yang memadai pada ibu hamil dan anak balita menjadi penyebab utama stunting. Banyak keluarga yang belum menyadari pentingnya nutrisi cukup pada masa kehamilan dan pertumbuhan anak.
- Kurangnya edukasi tentang pola makan sehat
Masyarakat di beberapa daerah masih minim pengetahuan tentang pola makan hidup sehat. Banyak yang tidak memahami pentingnya makanan bergizi bagi ibu hamil dan anak balita.
- Sanitasi dana akses air bersih
Sanitasi yang buruk serta air bersih yang terbatas juga turut memperburuk kondisi gizi anak. Kondisi lingkungan yang kurang memicu berbagai penyakit infeksi yang cepat memperburuk kondisi kesehatan anak.
- Kurangnya akses layanan kesehatan
Jauhnya jarak ke fasilitas kesehatan seringkali menyulitkan masyarakat untuk memastikan kesehatan masyarakat secara rutin. Hal ini memperparah risiko stunting karena tidak ada pemantauan secara langsung.