Kopi Rumbia : Entitas dan Kekayaan Budaya Tak Benda Bumi Turatea
Memasuki era kepemimpinan Bupati dan Wakil Bupati Jeneponto, Paris-Islam, peluang untuk mengangkat Kopi Rumbia ke ruang publik yang lebih luas semakin terbuka. Mereka memiliki tanggung jawab untuk menjadikan Kopi Rumbia sebagai entitas yang tak hanya dikenal di kalangan masyarakat lokal, tetapi juga sebagai kebanggaan yang dihadirkan di tingkat nasional bahkan internasional.
Dengan menghadirkan Kopi Rumbia dalam berbagai event resmi, pameran dan festival, mereka dapat memastikan bahwa kopi ini tidak menjadi asing di ruang tamu rumah sendiri, melainkan menjadi tuan rumah di bumi Turatea.
Kopi Rumbia di bawah kepemimpinan Paris-Islam berpotensi menjadi simbol identitas daerah yang kuat. Melalui program promosi dan pemasaran yang terencana, mereka dapat mengajak masyarakat luas untuk mengenal dan mencintai Kopi Rumbia.
Ini tidak hanya akan meningkatkan nilai ekonomi kopi, tetapi juga memperkuat rasa kebersamaan dan kebanggaan masyarakat Jeneponto.
Kopi Rumbia adalah lebih dari sekadar komoditas, ia adalah bagian dari kehidupan dan warisan budaya yang harus dijaga. Setiap jengkal dan helai daun Kopi Rumbia membawa cerita dan nilai yang mendalam.
Dalam dunia yang semakin modern, melestarikan kopi ini bukan hanya tanggung jawab para petani, tetapi juga kita semua sebagai bagian dari komunitas yang lebih besar.
Dengan semangat kearifan lokal dan ketekunan para pegiatnya, kita memiliki kesempatan untuk merawat dan melestarikan kekayaan ini.
Mari kita jaga Kopi Rumbia, tidak hanya sebagai minuman, tetapi sebagai simbol kehidupan, sejarah, dan harapan yang terus tumbuh di bumi Turatea.
Dalam pengharapan yang mendalam, kita percaya bahwa di bawah kepemimpinan Bupati dan Wakil Bupati Jeneponto, Paris-Islam, Kopi Rumbia akan terus dihadirkan ke dalam ruang publik yang lebih luas. Kita berharap mereka dapat menjadikan Kopi Rumbia sebagai duta budaya yang bangga, mengajak semua orang untuk mengenal dan mencintainya.
Dengan langkah ini, Kopi Rumbia tidak hanya akan menjadi bagian dari tradisi lokal, tetapi juga akan bersinar di pentas yang lebih besar, menjadi tuan rumah di bumi Turatea, dan mengukuhkan posisinya sebagai entitas yang tak terlupakan dalam setiap hati masyarakat.
Mari bersama-sama kita wujudkan harapan ini, agar Kopi Rumbia dan tradisi “Kopi Riolo” terus mengalir dalam setiap pertemuan, memperkuat silaturahmi, dan menjaga warisan yang tak ternilai ini.