Laba Bersih RM1,86 Miliar Berhasil Diraih Maybank pada Kuartal Kedua Tahun 2022
Chairman Maybank, Tan Sri Dato’ Sri Zamzamzairani Mohd Isa mengatakan bahwa Grup mampu membukukan kinerja yang positif ditandai dengan pertumbuhan yang tinggi di tengah momentum ekonomi yang terus membaik pasca dibukanya kembali pasar, walaupun terdampak volatilitas pasar global.
“Dengan tetap memperhatikan prospek ekonomi yang masih diliputi oleh ketidakpastian serta kondisi geopolitik, kami akan tetap berfokus untuk terus memanfaatkan peluang pertumbuhan, sambil mengelola risiko dengan cermat. Dengan terus berkembangnya tren, rencana M25 kami senantiasa disempurnakan dan akan tetap menjadi pilar utama untuk memastikan kegiatan berkelanjutan kami dalam jangka panjang dan memberikan hasil yang tepat bagi kepentingan semua pemangku kepentingan Grup.”
Group President & CEO, Dato’ Khairussaleh Ramli, mengatakan bahwa Grup telah menjadi lebih tangguh setelah pandemi, dibuktikan dari kemampuan Grup untuk mencatat pertumbuhan yang stabil di seluruh segmen bisnis, dan secara menyeluruh telah memperkokoh kesiapan serta kepercayaan diri Grup untuk menghadapi berbagai tantangan ke depan.
“Kami akan tetap disiplin dalam mempertahankan posisi likuiditas dan modal yang kuat untuk mendukung Grup menghadapi kondisi bisnis yang menantang, dan di saat yang sama, berkomitmen untuk mendukung nasabah di masa pemulihan yang tengah berlangsung, khususnya dalam menghadapi dinamika suku bunga global. Selain itu, kami juga akan meningkatkan kemampuan digital kami di tingkat regional serta mendorong agenda keberlanjutan Grup sebagai kunci untuk mendukung rencana pertumbuhan kami.”
Pada enam bulan pertama berakhir 30 Juni 2022, total kredit bruto Grup naik 6,2% Y-o-Y dengan pertumbuhan stabil di semua jaringan pasar Maybank. Jaringan pasar Maybank di Indonesia mencatat pertumbuhan kredit sebesar 8,2%, Singapura 8,1% dan Malaysia 5,6% sementara pasar internasional lainnya mencatat peningkatan 1,4%.
Sementara itu, simpanan nasabah bruto grup meningkat 5,3%, yang disumbang dari kenaikan kuat di masing-masing jaringan yakni sebesar 9,3% di Malaysia dan 3,6% di Indonesia. Margin bunga bersih (NIM) pada semester pertama 2022 naik 4 basis poin (bps) menjadi 2,38% dari tahun sebelumnya, didukung utamanya oleh peningkatan pada imbal hasil suku bunga yang lebih tinggi dan biaya simpanan yang lebih rendah.
Maybank menindaklanjuti strategi untuk mempertahankan posisi modal dan likuiditas yang kuat agar Grup mampu mengelola dampak dari ketidakpastian global. Rasio modal CET1 Grup mencapai 14,34%, dan rasio modal sebesar 17,71% pada 30 Juni 2022, sehingga dapat mempertahankan posisi Grup sebagai salah satu bank dengan modal terbaik di tingkat regional. Rasio Kewajiban Pemenuhan Kecukupan Likuiditas atau liquidity coverage ratio berada pada tingkat yang sehat yakni 136,9% atau jauh di atas persyaratan regulator sebesar 100%.
Grup mencatat perbaikan kualitas aset secara terus menerus dengan rasio Gross Impaired Loans (GIL) yang turun menjadi 1,81% pada Juni 2022 dari 2,18% pada Juni 2021. Sedangkan rasio cakupan kerugian nilai kredit atau loan loss coverage, tetap pada tingkat yang sehat sebesar 122,3% di mana pencadangan kerugian kredit baru (new impaired loans) tetap pada tingkat yang rendah.
Meskipun demikian, mengingat prospek ekonomi global yang tidak pasti, Maybank terus memantau dengan cermat kualitas kredit di berbagai segmen portofolionya serta secara proaktif melakukan pencadangan provisi jika diperlukan, sambil membantu nasabah terdampak untuk memenuhi kewajibannya. Pada tanggal 31 Juli 2022, sekitar 5,7% dari saldo kredit di jaringan pasar Malaysia masih dalam program restrukturisasi, sementara di Singapura mencapai sebesar 3,2% dan Indonesia sebesar 9,5%.
Maybank Indonesia mencatat Laba Sebelum Pajak (PBT) naik 23,9% menjadi Rp944 miliar dari Rp762 miliar, dan Laba Setelah Pajak dan Kepentingan Non-Pengendali (PATAMI) tercatat naik 30,0% dari Rp510 miliar menjadi Rp663 miliar. Peningkatan PBT dan PATAMI tersebut didukung oleh kondisi ekonomi yang berangsur membaik pada semester pertama 2022, dimana hal ini mendorong peningkatan terhadap kebutuhan akan pembiayaan.
Pencapaian tersebut dikontribusikan terutama dari penurunan provisi sehubungan dengan membaiknya kualitas aset, serta didukung oleh pertumbuhan kredit, penurunan biaya dana (cost of funds), dan biaya overhead yang terkendali.