Laksus Nilai Anggaran Baliho Rp800 Juta Lebih Dinas Pariwisata Takalar adalah Pemborosan
“alat yang tersedia dan yang terpasang sekarang ini hampir 30, sementara kebutuhan kita itu, data terakhir ada 248 yang harus kami pasangi alat.”Sebutnya.
mengenai pembuat baliho yang menelan anggaran ratusan juta rupiah, Zainal Soedarman menjelaskan jika baliho itu akan dipasang di 24 kabupaten kota.
contoh misalnya, Kota Makassar itu akan dipasang sekitar 600 titik baliho, dan pemasangan baliho dibagi dalam 6 tahapan, dan tahap pertama itu akan dipasang seratus baliho.
Sementara untuk kabupaten kota lainya, seperti mulai dari Bandara Sultan Hasanuddin Makassar sampai Kabupaten Pinrang, ada 167 baliho yang akan dipasang di tahap pertama.
Total keseluruhan baliho yang akan dipasang di 24 kabupaten kota di Sulawesi Selatan Kata Kabid Pariwisata, berjumlah 7548 baliho dengan total kontrak anggaran Rp. 826.745.000 dari total pagu senilai Rp. 868.952.000 juta rupiah.
“jadi kita bisa berhitung sendiri, misalnya jumlah baliho 7548 ukuran 1×4 saja itu bisa kenanya berapa”tanya Kabid Pariwisata.
ukuran baliho yang akan di pasang ialah, 1×4 sama 2×3 ada dalam bentuk spanduk ada dalam bentuk baliho.
lanjutnya, Sampai saat ini, sudah ada yang terpasang sekitar kurang lebih 50 an, dan ada di wilayah takalar.
“setiap laporan yang masuk, kami meminta laporannya dengan cara memfoto melalui aplikasi open kamera, disitu akan muncul titik koordinat, waktu dan lokasi, jadi setiap pemasangan dan difoto melalui aplikasi open kamera akan terbukti”pungkasnya.
Untuk dari Makassar sampai ke Bira kabupaten Bulukumba, kurang lebih 183 titik untuk tahap pertama.
untuk pemasangan baliho/spanduk di tahap pertama di 24 kabupaten kota di sebutkan ada sekitar 1258 baliho.
“Kota Makassar sampai Pinrang itu 167, kota Makassar sendiri sekitar 100, gerbang Gowa sampai pelabuhan Bira Bulukumba 183, Parepare sampai Belopa 166, Belopa sampai Malili 227, anak Banua Bulukumba 238, Enrekang Toraja Utara 93, Maros Camba 49 dan kota Selayar 35″Paparnya.
Desain balihonya sendiri dikatakan akan berganti ganti, seperti di tahap pertama ini, yakni desain balihonya nuansa kuliner, tahap kedua masuk desain wisata pantai, kemudian berikutnya wisata buatan, budaya, alam dan seterusnya. (ITG)