Kehadiran Perpustakaan bagi dirinya sangat terasa dan berkesan bagi hidupnya dan peran perpustakaan inilah yang perlu dikembangkan ditengah-tengah masyarakat untuk meningkatkan kegemaran membaca.

Tulus Wulan Juni selaku Pustakawan mengapresiasi atas terbitnya buku Perpustakaan Lorong. Buku yang diadopsi dari penelitian ini selain sebagai jejak rekam sejarah awal berdirinya Perpustakaan lorong juga menjadi inspirasi bagi masyarakat tentang pentingnya keberadaan Perpustakaan untuk pemberdayaan masyarakat.

Tulus mengusulkan agar Perpustakaan Lorong yang berbasis masyarakat di RT dan RW ini di bawah tanggung jawab Kelurahan agar nantinya tetap berkelanjutan dan jangan lupa melaporkan keberadaannya kepada Perpustakaan Nasional melalui pendaftaran Nomor Pokok Perpustakaan (NPP) serta melaporkan ke Pembina Perpustakaan yang ada di daerah yakni Dinas Perpustakaannya.

Perpustakaan Desa dan Kelurahan jangan disamakan dengan Perpustakaan Lorong karena Perpustakaan Desa dan Kelurahan berada dalam satu wilayah Desa/ Kelurahan dan ada regulasi yang mengaturnya. Sedangkan Perpustakaan Lorong atau sejenisnya berada di Sel atau unit terkecil yakni di RT dan RW.

Keberadaan Perpustakaan Desa/ Kelurahan bisa saja nanti menjadi induknya dari Perpustakaan Lorong karena sebagai bentuk perluasan layanan Perpustakaan Desa/ Kelurahan yang berada di tingkat terbawah yakni di RT dan RW.

Peran Dinas Perpustakaan nantinya membina secara teknis baik membantu penataan dan pelatihan tenaga Perpustakaannya. Sedangkan pendanaan untuk operasional Perpustakaan Desa/ Kelurahan dan RT/ RW diharapkan bersumber dari Kelurahan dan Kecamatan.

Rusdin Tompo selaku editor mengaku senang dengan hadirnya buku ini terlebih hadirnya para anggota DPRD. Harapannya agar kehadiran Perpustakaan Lorong mendapatkan dukungan dari berbagai pihak baik dari pemerintah maupun legislatif sebagai upaya mendukung pengembangan dan penguatan gerakan literasi di masyarakat. Hal senada juga diungkapkan oleh Reny dari unsur media bahwa kegiatan literasi adalah kerja bersama dan telah digaungkan oleh Perpustakaan Nasional RI.

Penulis Buku, Rahman Rumaday yang juga founder Komunitas Anak Pelangi (K-Apel) mengaku sangat senang atas launching buku pertamanya yang mendapatkan respon dari berbagai pihak. Ia menjadi bersemangat untuk menulis dan menggiatkan literasi di masyarakat karena bagi dirinya Literasi adalah tanggung jawabnya untuk ikut mengawal dan melaksanakan amanah Undang-Undang Dasar 1945 yakni Mencerdaskan Kehidupan Bangsa.