Makassar, Matasulsel – Bagi orang yang tak melek politik, kerap memberi label klan Yasin Limpo sebagai dinasti. Padahal, sejatinya dalam kamus politik sendiri tidak mengenal dinasti. Karena alam demokrasi Indonesia mengatur bahwa pemimpin dipilih langsung oleh rakyat. Melalui Pilkada yang diselenggarakan oleh negara. Bukan dipilih atau ditunjuk pemimpin sebelumnya.

Paragraf di atas, menjadi bagian dari prolog tulisan tentang klan Yasin Limpo di edisi pertama. Putra-putri Yasin Limpo memang banyak menjadi tokoh penting dalam pemerintahan maupun politik. Di balik keberhasilan itu, karena gen kepemimpinan yang mendarah daging di dalam keluarga Yasin Limpo.

Generasi kedua Yasin Limpo, boleh jadi disebut generasi paling emas. Dari tujuh bersaudara, semuanya memiliki kemampuan memimpin dan kecerdasan berpolitik. Yang paling fenomenal adalah Syahrul Yasin Limpo. Termasuk Ichsan Yasin Limpo.

Anak kedua pasangan Yasin Limpo dan Hj Nurhayati Yasin Limpo. Syahrul Yasin Limpo menjabat Gubernur Sulsel selama dua periode. Periode kepemimpinan Syahrul, adalah era keemasan Sulsel. Banyak yang menyebut, Syahrul adalah Sang Bintang dari Timur Indonesia.

Syahrul adalah seorang pemimpin tulen. Jabatan puncak yang didapuknya, benar-benar hasil pengkaderan.
Mengawali karir di bidang pemerintahan dari level paling bawah. Dimulai dari jabatan lurah. Kemudian menjadi camat. Setelah itu menjadi Bupati Gowa selama dua periode. Syahrul kemudian mulai naik kelas dengan menjadi Kabag Humas Pemprov Sulsel.

Tak lama, terpilih sebagai wakil Gubernur Sulsel mendampingi HM Amin Syam, periode 2003-2008. Periode berikutnya, rakyat kemudian mempercayakan Syahrul sebagai Gubernur Sulsel berikutnya.

Jabatan ini diembannya dua periode. 2008-2013 dan 2013-2018. Negara juga mempercayakan jabatan Ketua Asosiasi Pemerintahan Provinsi Seluruh Indonesia (APPSI) kepada Syahrul. Yang berarti, Syahrul adalah Komandan para Gubernur se-Indonesia.

Kapasitas Syahrul di bidang pemerintahan dan politik, membuat Golkar jatuh hati dan mendapuknya sebagai Ketua Golkar Sulsel. Gonjang-ganjing di tubuh partai beringin rimbun itu membuat Syahrul memilih hengkang.

Partai NasDem yang tengah bersinar, tak mau menyia-nyiakan potensi Sang Bintang dari Timur ini. Gayung bersambut, ajakan Partai NasDem diamini Syahrul. Posisi penting sebagai Ketua DPP pun langsung diembannya. Membuktikan, posisi penting yang diemban oleh banyak klan Yasin Limpo memang karena kapasitas. Bukan fasilitas! (Bersambung)