Menurutnya, Buku ‘Menafsir Cinta’ terinspirasi dari kondisi masyarakat terlantar karena begitu banyak tokoh-tokoh elit negeri yang acap kali menebar janji ke masyarakat tetapi tidak menepatinya, karena janji-janji tersebut tidak lahir dari rasa cinta mereka kepada masyarakat.

“Proses pembuatan buku ini memakan waktu kurang lebih 5 bulan. Kendalanya yakni saya kesulitan mencari orang-orang yang memiliki pemikiran sufistik di Makassar, hingga akhirnya saya bertemu dengan sastrawan Sulhan Yusuf yang direkomendasikan oleh ustad saya, Nur Jabir,” ungkapnya saat ditanyakan kendala yang dialaminya saat menulis buku Menafsir Cinta.

“Dengan menulis kita dapat menuangkan ide dan kreatifitas kita. Menulis juga dapat menggerakkan jiwa dan batin bagi pembacanya,” tambahnya.

Usai Talkshow, Kegiatan ditutup dengan penampilan grup musikalisasi puisi, Senandung Rindu dan penampilan dari grup teater puisi, Tanda Seru. (*)

Citizen Jurnalis: Azimah Nahl (Sekretaris Redaksi MIB Indonesia)