Anak petani se-Tana Luwu tak berani menyebut siapa pihak yang dimaksud enggan memekarkan Kabupaten Luwu. Takut dan trauma, menjadi alasan isi surat tersebut tidak menyebutkan nama.

“Kami tahu betul siapa mereka, dalang yang tidak mengiginkan Luwu Tengah terbentuk. Kami tidak perlu sebut nama, kami takut dan trauma.”

Termuat dalam isi surat tersebut, anak petani se-Tana Luwu saat ini sedang menimba ilmu di Kota Makassar. Tak spesifik indentitas pengirimannya.

“Oleh karena itu kami menaruh harapan besar kepada Ayahanda, sekiranya terpilih menjadi Gubernur Sulsel agar betul-betul memperhatikan Luwu Raya,yang kaya akan sumber daya alamnya. Sejalan dengan visi Ayahanda, Membangun kampung.”

“Dan kami anak petani yang menimba ilmu di Makassar, akan terus mendoakan Ayahanda dan mendukung sepenuh hati menjadi gubernur di Sulawesi selatan, sebagai bentuk perjuangan kami juga kepada daerah kami se-Luwu raya, karena kami sadar betul hanya Ayahanda yang bisa mengimbangi bahkan melampaui kekuatan politik mereka yang sudah 10 tahun di bangun,” kata surat tersebut.

Diakhir pesan dalam surat itu, anak petani se-Tana Luwu berniat menjaring para anak petani, pemuda, mahasiswa dan keluarga untuk tujuan politik Nurdin Halid. “Sebagai bentuk kepudulian kami juga terhadap masyarakat se-Luwu Raya khususnya dan se-Sulawesi pada umumnya,” tutup pesan itu. (*)