“Tiga tahun terakhir kita menempatkan satu alat khusus yang selama ini standby, dan Alhamdulillah, alat itu sudah ada di titik 60,65 km dari jarak 80 km dari Masamba ke Rampi. Alat itu berupa eskavator dan dozer,” ungkapnya. “Kami juga berupaya kepada Pemprov Sulsel dan mendapat respon yang sangat baik, berupa bantuan peralatan tambahan karena ini sangat sifnifikan membantu dalam pembukaan akses jalan dari Masamba ke Rampi,” tambah Indah.

Saat ditanya apa ada alternatif jalan yang memudahkan warga untuk bisa tembus ke Rampi, ia kemudian menjawab bahwa jalan satu-satunya yang bisa ditempuh cepat adalah transportasi udara (pesawat kargo). “Di Luwu Utara ada 3 bandara perintis, semuanya aktif, termasuk Rampi. Meski demikian, pesawat kargo yang tahun kemarin beroperasi dan melayani rute Masamba – Rampi, hanya menetapkan 25 jenis barang, tanpa jenazah,” ungkap Indah.

Perlu langkah cerdas mengatasi persoalan ini. Pemda, kata Indah, telah bersurat ke Kemendag agar merevisi Permendag dan Perpres Nomor 70 Tahun 2017 tentang Penyelenggaraan Kewajiban Pelayanan Publik dari dan ke daerah terpencil, terluar dan perbatasan. “Harapan kami, 25 jenis barang yang telah ditetapkan dapat ditambah dengan memasukkan jenazah dan barang lainnya yang dibutuhkan warga kami di daerah terpencil,” harapnya. (*)