Liverpool-Flamengo Dan Mati Gaya 38 Tahun Silam
Kendati berstatus tim Brazil, Klopp menyebut Flamengo saat ini terpengaruh gaya bermain Eropa lantaran kehadiran Jorge Jesus yang menduduki kursi manajer O Mengao.
Terlebih lagi, belum jelasnya kondisi Van Dijk bakal membuat lini pertahanan Liverpool harus bekerja ekstra keras untuk bisa mematikan Gabriel “Gabigol” Barbosa, pemain pinjaman asal Inter Milan yang bertanggung jawab penuh atas gelar juara Copa Libertadores Flamengo sebulanan lalu.
Tentu saja, Klopp bukanlah sosok yang mengharapkan kontribusi duo Brazil kembali jadi penyelamat Liverpool ataupun kehadiran sosok Van Dijk sebagai tembok utama pertahanan semata.
Itu pula alasan Van Dijk tak meraih gelar Ballon d’Or 2019, sebab segala capaian Liverpool harus dilihat sebagai raihan sebuah tim, tidak seperti Lionel Messi yang boleh dibilang dua musim beruntun menyelamatkan kursi kepelatihan Ernesto Valverde di Barcelona.
Klopp masih bisa mengharapkan kecemerlangan dari para penggawanya yang lain seperti Mohamed Salah, Sadio Mane atau Divock Origi, sosok yang dianggap “klenik” oleh sebagian pendukung Liverpool atas kontribusinya di berbagai momen penting The Reds musim lalu.
Yang pasti, Klopp harus mencegah Liverpool mengalami “mati gaya” lagi setelah 38 tahun berselang menghadapi lawan yang sama, demi mempersembahkan trofi Piala Dunia Antarklub perdana sepanjang sejarah klub Merseyside Merah.
Dan jika berbicara tentang sebuah skenario klasik, apa jadinya jika Alisson dan Firmino bisa muncul lagi sebagai pahlawan kemenangan Liverpool. Skenario yang pantas menyandang tajuk “pembunuhan” klub Brazil di tangan legiun Brazil.
Sumber : Antarasulsel
Editor : Mustakim