Majelis Gereja dan Pendeta se-Luwu Salut Gaya Kepemimpinan Cakka
Luwu, Matasulsel – Tak kurang dari 50-an anggota majelis gereja dan pendeta di wilayah selatan Kabupaten Luwu, menemui Cakka di Padang Sappa, Kamis (22/2) sore ini.
Pada pertemuan yang berlangsung sederhana itu, Cakka lebih banyak bicara soal keragaman dibanding bicara politik. “Saya berterima kasih diundang bertemu dengan para tokoh kristiani di sini. Saya juga meminta maaf karena sedikit terlambat. Kalau bicara keberagaman, saya pribadi tidak bisa dipisahkan dari orang -orang Toraja. Saya tak usah bilang, karena nanti ada lagi yang bilang mengaku ngaku, ” kata Cakka.
Melalui kesempatan ini juga, Cakka juga mengharapkan kiranya dalam membawa pemerintahan di Luwu selama dua periode, ada tanggapan dari tokoh kristiani terkait kehidupan beragama di Luwu.
“Saya sudah meraba – raba diri juga selama membawa pemerintahan ini. Soal bagaimana menjaga keberagaman kerukunan hidup antar umat beragama di Luwu, kita semua ini yang bisa menilai. Saya tak bisa menilai. Semua saya serahkan pada saudara-saudaraku kristiani, ” ujarnya.
Bicara kebebasan umat beragama menurut Cakka, kehadiran pemerintah itu wajib menjamin masyarakatnya dengan melaksanakan ajaran agama tanpa ada paksaan.
“Tugas pemerintah itu. Menjamin dan menjunjung tinggi kehidupan beragama dengan jaminan rasa aman. Olehnya itu, melalui kesempatan ini, saya datang tidak untuk meminta dukungan, tapi saya serahkan kepada kita semua menilai, bagaimana kehidupan beragama di Luwu selama saya membawa pemerintahan di Luwu ini, ” jelas Cakka.
Menanggapi hal itu, koordinator majelis gereja sekaligus mewakili pendeta, Pendeta Yoel mengatakan, selama Andi Mudzakkar memimpin Luwu, beliau mampu menjaga stabilitas keamanan dan menjunjung kehidupan antar umat beragama. Meskipun masih ada hal yang menjadi kebutuhan pihak pendeta yang sifatnya masih sebatas usulan.
“Kami ini pendeta kadang kesulitan mengkases sebagian wilayah di Luwu karena terbatas sarana transportasi. Mungkin ini bisa jadi usulan kami kepada pak Cakka,” singkat pendeta Yoel. (*)