Manager Riset CRC, Wahyuddin Abbas, dalam diskusi tersebut mengimbau paslon untuk mengeksplor program terbaiknya falam memaksimalkan masa kampanye Pilgub. Terutama dalam meraih simpatik pemilih yang belum menentukan pilihannya.

Isu infrastuktur, lapangan kerja dan pemenuhan kebutuhan pokok, disebutkan Wahyuddin, masih menjadi isu utama yang penting digali  para paslon dalam menjawab harapan rakyat.

Sebelumnya, dua lembaga survei nasional yakni Sinergi Data Indonesia (SDI) dan ISS (Indo Strategi dan Survei) menempatkan pasangan IYL-Cakka di posisi teratas, disusul NH-Azis, NA-ASS dan Agus-TBL.

Sinergi Data Indonesia SDI pada survei yang digelar 14-20 Februari 2018 menemukan elektabilitas pasangan IYL-Cakka sekira 27.50 persen disusul paslon NH-Azis 24,80 persen,  NA-ASS 21,20 persen dan paslon AAN-TBL 8,9. Pemilih yang belum menjawab dan atau rahasia berkisar  17,60 persen.

Temuan hampir sama terungkap dalam riset Indo Strategi dan Survei pada 19-24 Februari 2018. ISS menempatkan IYL-Cakka di posisi wahid dengan elektabilitas sekira  24,3 persen, NH-Azis 20,1 persen,  NA-ASS sekira 18 persen serta  AAN-TBL sekira 9.8 persen. Sementara pemilih yang masih rahasia berkisar 24,8 persen.

Hasil survei per Februari 2018 sekaligus memunculkan pergeseran pilihan pemilih yang dinamis. Sebelumnya, Indobarometer pada survei November sempat diunggah di media sosial oleh salah satu paslon. Survei ini secara berurut menempatkan NA di posisi teratas, disusul IYL, NH, dan Agus. (*)