2.Sifat Sabar :
Sabar adalah nilai kedua yang sangat ditekankan dalam khutbah ini. Ibadah puasa mengajarkan kita untuk mengendalikan diri dan bersabar. Semua yang halal di malam hari menjadi terlarang di siang hari, termasuk makanan dan minuman.

Dalam Al-Qur’an, Allah berfirman:
“Dan bersabarlah kamu; sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.” (QS. Al-Anfal: 46)

Kesabaran yang kita latih selama Ramadhan akan membantu kita menghadapi berbagai ujian dan tantangan dalam kehidupan sehari-hari. Ini adalah pelajaran berharga yang dapat kita bawa setelah bulan suci berakhir.

3.Sifat Peka :
Ramadhan juga melatih kita untuk menjadi lebih peka terhadap lingkungan sekitar. Kita diajarkan untuk merasakan lapar dan dahaga, yang membuat kita lebih memahami penderitaan orang lain. Dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW bersabda:

“Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain.” (HR. Ahmad)

Sifat peka ini seharusnya mendorong kita untuk berbagi dengan sesama, terutama kepada mereka yang kurang beruntung. Kegiatan berbagi bukan hanya sekadar kewajiban, tetapi juga merupakan bentuk kasih sayang yang akan memperkuat ikatan sosial di masyarakat.

Nilai-nilai yang diajarkan selama bulan Ramadhan ini, jika diterapkan secara konsisten, akan mempersiapkan kita untuk meraih predikat taqwa.

Ini adalah tujuan utama dari ibadah puasa dan merupakan bekal penting dalam kehidupan sehari-hari.

Dengan menjalankan sifat jujur, sabar, dan peka, kita tidak hanya meningkatkan kualitas diri kita sendiri, tetapi juga berkontribusi positif bagi masyarakat.

Mari kita ambil hikmah dari bulan suci ini dan menerapkannya dalam setiap aspek kehidupan kita, sehingga kita dapat menjadi pribadi yang lebih baik, lebih bermanfaat, dan lebih dekat kepada Allah SWT.