Dia pun mengapresiasi Sitem Kelas Tuntas Berkelanjutan (SKTB) yang telah diterapkan IYL saat menjadi Bupati Gowa. Menurutnya pendidikan gratis memang perlu untuk pemerataan pendidikan dan meretas kesenjangan pendidikan

“Itu lebih baik saya kira, tapi saya kira jangan hanya di tingkat SMP, SMA tapi juga harus ada di perguruan tinggi,” kata dia.

Dia membeberkan, Gubernur Syahrul Yasin Limpo (SYL) memang sudah mencetuskan beasiswa intuk mahaiswa Starata 1 selama dua semester. Dia mengatakan, kebijakan itu adalah medium yang menyempurnakan pendidikan.

“Kan sekarang sudah mulai dirintis pak Syahrul, dua semester yah. Itu bantuan untuk beasiswa bagi anak-anak kurang mampu terutama. Nah, saya kira itu bagus. Disitulah tempat anak-anak kita. Terutama yang kurang mampu itu bisa disubsidi pembiayaan,” kata dia.

Menurutnya, kebijakan ini persoalan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang cenderung masih rendah dibandingkan daerah-daerah di pulau jawa.

“Nah salah satu cara bagaimana memastikan bahwa seluruh anak-anak yang berusia sekolah itu bisa mengenyam pendidikan. Saya kira SKTB itu adalah awal yah,” kata dia.

Dia mengatakan, SKTB yang dicetus IYL di Gowa, memang adalah bentuk konsitensi subsidi pendidikan. “Kalau perlu tidak hanya pendidikan gratis, tapi pembagian beasiswa juga. Terutama untuk anak-anak yang kurang mampu. Kalau itu bisa, Alhamdulillah,” pungkasnya.

Lebih jauh dia mengatakan, SKTB ini
adalah dasar untuk skala lebih luas lagi, yakni Sulsel secara umum.

“Itu (SKTB) kan sudah ada dasar. Semacam ada rintisan. Rintisannya itu kan seperti penggunaan deteksi dini yang bermasalah. Itu kan perlu diperluas. Pengembagan sistem SKS. Sehingga anak-anak bisa melakukan kecepatan belajar. Itu saya kira bisa teruskan untuk lingkup yang lebih luas lagi,” harapnya.

Hanya saja, dia menyarankan, anggaran 1,5 T itu perlu kajian, sehingga sasarannya tepat.

“Saya belum melihat, karena itu kan akan tergantung pada alokasinya. Misalnya angka 1,5 T kemana prioritasnya. Harus dilihat dulu kemana? Karena misalnya kan ada tuntutan untuk tunjangan guru. Ini kalau alokasinya ke tunjangan guru saja, itu tidak memberikan nilai dampak apa-apa terhadap sumber daya yang lain,” tandasnya.(*)