Sebelum terjun menjadi jurnalis, Arif Saleh juga sempat aktif di Bakornas LAPMI HMI di Jakarta. Termasuk pernah dipercayakan sebagai ketua umum UKM LIMA Washilah UIN Alauddin Makassar sekira tahun 2003-2004.

Arif Saleh mengatakan, diskusi dan bincang santai dengan berbagai pihak, termasuk para mahasiswa, merupakan bagian untuk mendengar, sekaligus menyerap aspirasi masyarakat.

“Kebetulan sejak dulu memang saya suka berinteraksi dengan teman-teman atau adik-adik mahasiswa. Jadi ketika pulang kampung (Wajo), saya senang jika ada mahasiswa mengundang atau mengajak sharing ide, atau bertukar pikiran. Selain silaturahmi, secara pribadi tentu saya bisa menyerap aspirasi mereka,” kata Arif Saleh yang juga Supervisor Pemenangan Jaringan Suara Indonesia (JSI) di Jakarta ini.

Arif Saleh yang merupakan alumnus As’adiyah Sengkang, mengurai, para aktivis mahasiswa di Wajo, harus mengambil banyak peran untuk mengawal sekaligus memberikan Konstribusi positif untuk kemajuan dan kesejahteraan rakyat Wajo.

“Kreativitas dan sumbang saran adik-adik mahasiswa itu mesti kita dengar, sekaligus memberdayakan potensi yang mereka miliki. Para aktivis mahasiswa merupakan calon pemimpin masa depan di Wajo. Kita tidak boleh memandangnya sebelah mata,” pungkasnya.