Masjid Agung Jeneponto, Hadirkan Model Pengembangan Masjid Berkelanjutan
Oleh : Haerullah Lodji (Panitia Amalia Ramadhan 1446 H Masjid Agung Jeneponto)
JENEPONTO, MATASULSEL com – Tahun 2025 menandai tonggak penting bagi Masjid Agung Jeneponto, bukan hanya menjalankan rangkaian ibadah Ramadhan secara rutin, Masjid Agung Jeneponto telah berhasil membangun sebuah model pengembangan masjid yang komprehensif, inovatif, dan inspiratif, layak dicontoh oleh masjid-masjid lain di Jeneponto bahkan di Provinsi Sulawesi Selatan dan Indonesia.
Lebih dari sekadar tempat ibadah, Masjid Agung Jeneponto telah menjadi pusat kegiatan keagamaan, ekonomi, sosial, dan pendidikan yang dinamis dan berdampak luas bagi masyarakat sekitar.
Salah satu program unggulan yang menandai keberhasilan ini adalah Ramadhan Expo, sebuah pameran UMKM yang melibatkan 83 pelaku usaha lokal. Gagasan inovatif dari Ketua Yayasan Masjid Agung Jeneponto, Dr. Syafruddin Nurdin (Dr. Chapa), ini bukan sekadar kegiatan ekonomi, melainkan strategi pemberdayaan masyarakat yang cerdas dan berkelanjutan.
Dengan melibatkan UMKM, Masjid Agung Jeneponto tidak hanya memberikan wadah bagi pertumbuhan ekonomi lokal, tetapi juga memperkuat peran masjid sebagai pusat kegiatan sosial ekonomi yang bermanfaat bagi umat.
Keberhasilan Ramadhan Expo juga tak lepas dari dukungan sponsor seperti Bank Sulselbar Jeneponto, BSI KCP Jeneponto, le Minerale, Jelajah Ramadhan Berkah dan beberapa perusahaan swasta lainnya, membuktikan bahwa kolaborasi antara sektor keagamaan dan sektor swasta dapat menghasilkan dampak yang signifikan.
Model kemitraan ini menjadi contoh nyata bagaimana masjid dapat berperan aktif dalam pembangunan ekonomi masyarakat. Lebih lanjut, kesuksesan Ramadhan Expo ini juga telah membuka peluang bagi pemerintah daerah Jeneponto untuk mereplikasi model ini dalam program-program pembangunan ekonomi ke depannya.
Selain Ramadhan Expo, Masjid Agung Jeneponto juga menunjukkan komitmen yang kuat dalam bidang pendidikan agama. Program tahfidz Al-Qur’an satu juz setiap hari yang telah berjalan selama tiga tahun terakhir, telah berhasil mencetak 60 hafidz dan hafidzah. Konsistensi program ini menunjukkan dedikasi masjid dalam mencetak generasi penghafal Al-Qur’an yang berkualitas.
Program I’tikaf di sepuluh malam terakhir Ramadhan juga menjadi daya tarik tersendiri, dengan jumlah peserta mencapai 400 orang di beberapa malam. Hal ini menunjukkan tingginya minat masyarakat untuk memperdalam spiritualitas di bulan suci Ramadhan.