Melibatkan Orang Tua Pada Perkembangan Anak Melalui POP PAUD
JENEPONTO, MATA SULSEL – Orangtua mempercayakan putra putrinya ke sekolah pilihan, agar dapat mendapatkan pendidikan terbaik di sekolah-sekolah tersebut. Namun, pendidikan ini tidak semata-mata hanya tanggung jawab sekolah saja, namun juga merupakan tanggung jawab orangtua. Apalagi untuk anak usia dini, yang kebanyakan waktu bermain di sekolahnya hanya 2 – jam, otomatis waktu bersama orangtua dan keluarganya lebih banyak dibandingkan di sekolah. Oleh karena itu, perlu adanya pelibatan orangtua dalam pendidikan anak usia dini di sekolah. Hendaknya, sekolah dan orangtua bermitra agar mempunyai visi misi yang sama untuk perkembangan anak yang lebih optimal.
Untuk itu, dalam Program Organisasi Penggerak (POP) Kemdikbud oleh KinaryaGagas Yayasan Anak Indonesia Bandung kemudian melaksanakan kegiatan parenting untuk para orangtua peserta didik sekolah sasaran secara daring. Pengaturan orangtua yang ikut parenting ini diatur oleh sekolah, namun diharapkan sekolah menyediakan fasilitas untuk mengikuti parenting bersama di sekolah secara daring di sekolah jika memungkinkan.
Karena fokus POP dari KinaryaGagas ini adalah pengembangan literasi untuk anak usia dini, maka parenting yang diadakan pun mengetengahkan topik Perkembangkan Literasi Untuk Anak Usia Dini dengan narasumber Aisya Yuhanida Noor, M.Psi dan Ami Aminah, psikolog dan pengelola sekolah GagasCeria. Tujuan dari parenting ini sendiri, selain untuk mengedukasi orangtua terkait tahapan perkembangan literasi anak usia dini dan berbagai strategi untuk menstimulasinya, juga untuk memberikan gambaran kepada sekolah sasaran, bahwa parenting bisa diadakan dengan disesuaikan dengan kebutuhan orangtua, kebutuhan sekolah atau isu-isu/masalah yang sedang trend muncul di sekolah.
Harapannya setelah parenting ini, orangtua yang semula menuntut sekolah untuk mengajari anak-anaknya bisa baca tulis secara instan, menjadi paham bahwa perkembangan anak itu ada tahapannya, dan literasi untuk anak pun dikenalkan secara bertahap dengan cara yang menyenangkan dan sesuai dengan perkembangan anak. Di rumah diharapkan orangtua dapat ikut serta melakukan stimulasi dalam literasi dengan banyak membacakan cerita atau dongeng atau melakukan stimulasi dalam literasi dengan aneka permainan yang menyenangkan. Sehingga terjalin sinergi dan kolaborasi antara sekolah dan orangtua untuk para peserta didik. (*)