Oleh : Muhammad Fadhly Kurniawan, S.Pd., M.Hum (Peneliti Budaya Pertunjukan/Pemateri Workshop Budaya dan Penciptaan Karya “Memori Tubuh” Studio Seni Walasuji).

Upaya yang dilakukan oleh Sanggar Seni/Studio Walasuji merupakan sebuah langkah alternatif yang patut dicontoh dalam dunia kesenian. Mereka hadir dengan semangat menciptakan lingkungan dan ekosistem seni yang “sehat”, meskipun perjalanan menuju tahap ideal tersebut memerlukan waktu dan proses yang panjang. Semua hal memang butuh proses dan progres, termasuk dalam dunia seni yang sering kali terpinggirkan.

Satu hal yang menarik perhatian saya dalam kegiatan tersebut adalah wacana mengenai “peserta honorer”. Saya melihat perbedaan yang mencolok dalam animo kehadiran peserta antara kegiatan yang diselenggarakan oleh dinas setempat dan acara yang diadakan secara mandiri, seperti yang dilakukan oleh Walasuji.

Dikatakan bahwa peserta akan lebih semarak hadir jika pelaksananya berasal dari dinas terkait, sementara jika diadakan secara mandiri, jumlah peserta cenderung minim. Meskipun kegiatan tersebut gratis, upaya untuk menarik peserta masih harus dilakukan dengan usaha yang besar.

Ini adalah realita yang menggambarkan mentalitas yang ada dalam ekosistem kesenian kita saat ini.