Menanti Visi Literasi dalam Debat Paslon Pilkada Jeneponto 2024
Oleh: Haerullah Lodji
Direktur Pattiro Jeka
Dalam rangka menghadapi Pilkada Serentak 2024, perdebatan tentang visi dan misi para calon bupati (cabup) dan wakil bupati (cawabup) di Kabupaten Jeneponto semakin menghangat.
Di tengah beragam janji dan program yang ditawarkan, gagasan literasi sering kali terabaikan.
Kita perlu mempertimbangkan pentingnya literasi sebagai fondasi bagi kesejahteraan rakyat, sekaligus menilai apakah semua pasangan calon ini benar-benar menjadikan literasi sebagai salah satu solusi utama untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
Rendahnya literasi tidak hanya berdampak pada kemampuan individu dalam memahami informasi, tetapi juga menghambat partisipasi aktif mereka dalam proses pembangunan.
Seperti yang diungkapkan oleh Baktiar Adnan Kusuma, seorang tokoh literasi nasional dan putra Jeneponto:
“Literasi adalah fondasi dari semua aspek kehidupan. Dalam era 4.0, keterampilan literasi yang baik akan mempersiapkan generasi muda untuk bersaing di pasar global.”
Pentingnya Literasi dalam Pembangunan
Ketidakmampuan untuk memahami informasi dapat menyebabkan ketidakadilan dan kesenjangan yang lebih besar di masyarakat. Oleh karena itu, penting bagi calon pemimpin untuk menyadari bahwa literasi harus menjadi bagian integral dari visi pembangunan mereka.
Berdasarkan pengamatan penulis, pasangan calon bupati dan wakil bupati di Jeneponto masih fokus pada isu-isu populis, seperti pembangunan infrastruktur dan logistik.
Meskipun aspek-aspek ini penting, mereka tidak cukup untuk membawa perubahan yang berkelanjutan. “Kita perlu memahami bahwa infrastruktur yang baik tidak akan berarti banyak tanpa masyarakat yang literat,” tegasnya.
Ia menambahkan bahwa tanpa literasi yang memadai, masyarakat tidak akan mampu memanfaatkan infrastruktur yang ada secara optimal.
Gerakan Literasi Turatea
Para pegiat literasi Jeneponto berkomitmen untuk menjadikan Kabupaten Jeneponto sebagai pusat literasi di Sulawesi Selatan.
Dengan tagline “Gerakan Literasi Turatea” (GELIAT), ini bertujuan untuk mengembangkan program-program literasi yang menyentuh seluruh lapisan masyarakat.
Program ini tidak hanya akan berfokus pada kemampuan membaca dan menulis, tetapi juga pada pemahaman informasi digital dan pengembangan keterampilan berpikir kritis.
Penulis menjelaskan bahwa literasi adalah kunci untuk memberdayakan masyarakat:
“Dengan program literasi yang baik, kita dapat meningkatkan kesadaran masyarakat tentang hak dan kewajiban mereka.”
Membangun Masa Depan Melalui Literasi
Menjadikan Jeneponto sebagai pusat kunjungan literasi di Sulawesi Selatan bukanlah sekadar ambisi, melainkan sebuah kebutuhan. Dengan meningkatkan literasi, Jeneponto dapat menarik perhatian berbagai pihak untuk berinvestasi dalam pendidikan dan pengembangan sumber daya manusia.
Kita percaya bahwa dengan mengembangkan program literasi yang komprehensif, masyarakat Jeneponto tidak hanya akan memiliki kemampuan untuk membaca dan menulis, tetapi juga untuk berpikir kritis dan menganalisis informasi.
“Gerakan Literasi Turatea” diharapkan dapat menjadi gerakan yang melibatkan semua elemen masyarakat, mulai dari pemerintah, lembaga pendidikan, hingga komunitas lokal. Ini bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi juga merupakan kewajiban kita semua sebagai warga negara.
Pilkada Serentak 2024 di Kabupaten Jeneponto merupakan kesempatan emas untuk mengevaluasi dan memperbaharui cara pandang kita terhadap pembangunan.
Literasi harus menjadi prioritas utama dalam setiap program yang diusung oleh calon pemimpin.
Tanpa penguatan literasi, segala bentuk pembangunan yang dilakukan hanya akan menjadi sia-sia.
Mari berkomitmen untuk menjadikan literasi sebagai fondasi yang kokoh bagi kesejahteraan rakyat, menjadikan Jeneponto sebagai pusat literasi yang inspiratif dan progresif, serta sebagai contoh bagi daerah lain di Sulawesi Selatan.
Dengan demikian, saatnya kita semua mendukung gerakan literasi demi masa depan yang lebih baik bagi masyarakat Jeneponto.