Oleh : Haerullah Lodji : Host Pabicara

Kabupaten Jeneponto, yang terletak di Sulawesi Selatan, adalah wilayah yang kaya akan potensi alam dan budaya.

Namun, meskipun memiliki banyak sumber daya, Jeneponto sering kali tercatat berada di urutan bawah dalam berbagai indikator pembangunan, seperti kemiskinan, kesehatan, dan indeks pembangunan manusia (IPM).

Dalam konteks ini, diperlukan sebuah “mantra” atau visi yang kuat dan inspiratif untuk menggerakkan masyarakat dan mengoptimalkan potensi yang ada.

Sebagai daerah yang dikenal dengan julukan Butta Turatea, Jeneponto memiliki kekayaan yang melimpah, baik dalam hal sumber daya alam, budaya, maupun semangat masyarakatnya.

Namun, tantangan yang dihadapi sangat kompleks. Tingginya angka kemiskinan dan masalah stunting menjadi PR besar bagi pembangunan daerah ini. Oleh karena itu, visi yang tepat harus dapat merangkul semua elemen masyarakat dan mendorong mereka untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembangunan.

Dalam dua dekade terakhir, Jeneponto telah mengusung berbagai tagline, seperti “Jeneponto Bangkit, Jeneponto Gammara, Jeneponto Smart, Jeneponto Bahagia, dan Jeneponto Berdaya.” Meskipun tagline ini memiliki makna yang positif, tampaknya belum cukup untuk menggerakkan masyarakat secara kolektif menuju perubahan yang signifikan.

Oleh karena itu, dibutuhkan “mantra” yang lebih sakti, yang tidak hanya menarik perhatian tetapi juga mampu membangkitkan semangat dan partisipasi.

Mantra yang diharapkan harus mencerminkan aspirasi dan harapan masyarakat Jeneponto. Beberapa elemen penting yang perlu dipertimbangkan dalam menciptakan mantra ini antara lain:

1.Inklusivitas : Visi harus dapat mencakup semua lapisan masyarakat, dari petani hingga pelajar, sehingga semua merasa terlibat dalam pembangunan.

2.Kesinambungan : Mantra harus mencerminkan komitmen untuk pembangunan yang berkelanjutan, menjaga keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi dan pelestarian lingkungan.

3.Keterlibatan : Masyarakat harus merasa bahwa mereka adalah bagian dari proses pembangunan, bukan sekadar objek yang diperlakukan oleh pemerintah.

4.Inspirasi : Mantra yang kuat harus mampu menginspirasi masyarakat untuk bermimpi besar dan berusaha keras mewujudkannya.

Beberapa contoh mantra yang dapat menginspirasi pembangunan Kabupaten Jeneponto antara lain:

-“Jeneponto Sejahtera, Bersama Membangun Masa Depan” : Menekankan pentingnya kolaborasi dan partisipasi aktif masyarakat dalam pembangunan.

-“Butta Turatea Menuju Kemandirian dan Kesejahteraan : Menggugah semangat kemandirian dan keberdayaan masyarakat dalam mengelola sumber daya lokal.

-“Bersatu untuk Jeneponto yang Berdaya Saing” : Mengajak semua elemen masyarakat untuk bersatu dalam menciptakan daya saing yang lebih baik.

Pembangunan Kabupaten Jeneponto yang berkelanjutan dan inklusif memerlukan visi yang jelas dan menarik.

Dengan menemukan “mantra” yang tepat, diharapkan masyarakat dapat tergerak untuk berpartisipasi dalam pembangunan yang lebih baik.

Visi ini bukan hanya sekadar slogan, tetapi menjadi penggerak yang memanggil semua potensi dan partisipasi masyarakat untuk bersama-sama mewujudkan Jeneponto sebagai gerbang pembangunan Sulawesi Selatan dan Indonesia.

Saatnya untuk membangkitkan semangat dan menciptakan masa depan yang lebih cerah bagi Kabupaten Jeneponto.