Meskipun belum ada yang dapat menentukan apa sejatinya penyebab kanker, paparan radikal bebas dicurigai sebagai salah satu faktor utamanya. Terlalu banyak radikal bebas dalam tubuh dapat membuat tubuh mengalami stres oksidatif, yang memicu berbagai kerusakan sel dalam tubuh dan menyebabkan berbagai macam penyakit kronis, termasuk kanker.

Daun belalai gajah diketahui mengandung antioksidan tinggi, misalnya saja terpenoid, flavonoid, steroid, saponin, asam fenolik, dan tanin. Antioksidan telah lama dikenal manfaatnya untuk menangkal radikal bebas dalam tubuh sehingga mampu mencegah efek domino yang bisa menyebabkan kanker. Daun belalai gajah juga dilaporkan memiliki sifat anti-proliferatif yang bisa membantu memperlambat penyebaran sel kanker dan tingkat metastasisnya. Berkat klaim anti-kanker ini pula banyak orang sehat yang rutin mengonsumsi teh herbal daun belalai gajah sebagai upaya mencegah kanker.

Namun demikian, bukti ilmiah untuk mendukung klain manfaat daun belalai gajah untuk mengobati atau mencegah kanker sampai saat ini masih kurang kuat. Temuan-temuan di atas masih bersifat dugaan awal karena dibuat hanya berdasarkan uji kultur sel kanker di laboratorium. Oleh karena itu, masih diperlukan penelitian lebih lanjut untuk menguatkan klaim manfaat ini.

Jangan sembarangan minum teh daun belalai gajah jika Anda sedang kemoterapi

Mengonsumsi jamu dan obat-obatan herbal sebagai alternatif pelengkap dari obat kimia (baik resep maupun nonresep) sebenarnya boleh saja. Obat herbal yang berupa rebusan relatif aman dikonsumsi karena zat-zat toksik yang mungkin terkandung sudah mengalami perubahan struktur kimia.

Hanya saja, beri tahu dokter dulu jika Anda berniat mengonsumsi daun belalai gajah selama menjalani pengobatan kanker. Jika Anda kebetulan minum teh herbal ini di saat yang bersamaan sedang menjalani kemoterapi konvensional, efek kemoterapi tambahan dari daun belalai gajah dicurigai dapat meningkatkan toksisitas pada organ tubuh.

Suplemen herbal juga tidak boleh diminum sembarangan karena reaksi tiap orang terhadap obat-obatan bisa berbeda satu sama lain. Meski punya keluhan sama, belum tentu obat herbal yang ternyata cocok untuk Anda akan memberikan khasiat yang sama pada anak atau tetangga Anda. Karena itu obat herbal sebaiknya hanya dikonsumsi untuk menjaga kesehatan, pemulihan penyakit, atau menurunkan risiko dari penyakit — bukan untuk menyembuhkan. Untuk menyembuhkan penyakit dibutuhkan obat resep dokter. (hellosehat)